Refleksi Diri dari Kisah Adam hingga Sapi: Mengapa Kita Masih Sering "Konyol" dalam Hidup? (Al-Baqarah Part 2)
Pernahkah kamu merasa, kok ya hidup ini gitu-gitu aja? 🤔
Atau, kok ya masalah yang sama terus berulang? Jangan kaget, ternyata Al-Qur'an punya "spion" yang bisa bikin kita ngaca lebih dalam. Kita diajak balik ke awal banget, dari kisah Nabi Adam sampai sapi, dan menemukan bahwa "drama" yang kita alami hari ini ternyata sudah ada resepnya sejak dulu.
Adam, Kita, dan Drama Kejatuhan yang Terus Terulang 👣
Bayangin, waktu Allah mau ciptain manusia sebagai pemimpin di bumi (ini di Surat Al-Baqarah ayat 30), para malaikat udah agak ragu. Mereka mikir, "Duh, ini makhluk nanti malah bikin rusak dan numpahin darah, padahal kami udah sibuk muji-Mu?" Dan jawaban Allah itu bikin kita mikir: "Aku tahu apa yang tidak kamu tahu."
Nah, kalau kita lihat hari ini, jujur aja, seringkali kekhawatiran malaikat itu kayak terbukti. Berantem sana-sini, lingkungan rusak, drama tiada henti. Kayaknya kita emang belum jauh-jauh amat dari "kekhawatiran" para malaikat, ya?
Yang lebih dalam lagi, Al-Qur'an juga cerita kalau Nabi Adam pernah lupa janji sama Tuhan-nya dan nyasar. Tapi kerennya, dia bertobat dan diampuni. Terus turunlah kita semua ke bumi, dan di situlah dimulai episode "musuh satu sama lain". Coba deh jujur, berapa sering kita nyasar, salah, dan berbuat dosa kayak bapak moyang kita?
Kisah Adam ini bukan cerita masa lalu doang. Ini kisah kita semua. Setiap hari, kita ngulang "drama" Adam, entah itu karena khilaf, lupa, atau sengaja bandel. Yang penting, seperti Adam yang akhirnya bertobat, pertanyaan besarnya buat kita adalah: maukah kita juga bertobat dan memperbaiki diri?
Si "Sapi" yang Bikin Mikir: Apakah Ibadah Kita Cuma Formalitas? 🐄
Pindah ke kisah yang lebih konyol lagi, ada cerita tentang Nabi Musa yang disuruh Allah minta kaumnya nyembelih sapi (Al-Baqarah ayat 67). Perintahnya simpel: "Sembelih sapi!" Eh, malah ditanya, "Ini sapi warnanya apa? Umurnya berapa? Beratnya gimana?" Pertanyaan-pertanyaan detail yang nggak ada hubungannya sama tujuan utama perintah itu.
Kira-kira, kamu ngerasa relate nggak sama cerita ini? Kalau dipikir-pikir, zaman sekarang "sapi" ini muncul di mana-mana. Kita sering banget overthinking atau bikin ribet urusan agama yang sebenarnya simpel. Yang harusnya fokus ke esensi, eh malah sibuk sama tetek bengek yang nggak penting.
Banyak dari kita jadi kayak Bani Israil yang bikin perdebatan panjang soal "sapi" ini. Bikin buku tebel, debat kusir, dan ujung-ujungnya malah jadi berantem. Padahal, Al-Qur'an, terutama surat ini, kayak lagi ngasih kode keras: fokus pada tujuan ibadah, jangan ribet sendiri!
Kita udah sering banget terjebak dalam perangkap yang sama, padahal Qur'an udah ngasih tahu resepnya.
Pengorbanan: Jadi Tujuan atau Sekadar Alat? ⚖️
Dan "sapi" ini juga ngingetin kita tentang konsep pengorbanan. Banyak di antara kita yang lebih fokus sama "betapa beratnya pengorbanan" yang udah kita lakukan, dibanding apa hasil dari pengorbanan itu. Kita jadi bangga-banggain "prestasi" pengorbanan kita, padahal bisa jadi nggak ada impact-nya sama sekali.
Pengorbanan yang harusnya jadi jembatan menuju tujuan baik, malah jadi tujuan itu sendiri.
Nggak jarang, kita malah terjebak dalam "transaksi" pengorbanan yang hasilnya bikin rugi diri sendiri.
Surat Al-Baqarah seolah bilang: jangan deh jualan pengorbananmu, karena hasilnya bakal zong!
Bangun Fondasi Kuat Bareng Ibrahim: Dimulai dari Keluarga! 🧱
Terakhir, kita dibawa lagi ke kisah yang inspiratif: Nabi Ibrahim dan Ismail yang lagi bangun fondasi Ka'bah (Al-Baqarah ayat 127–128). Ini kayak sinyal buat kita: kalau mau benerin yang salah dan melawan status quo yang kurang oke, kita harus mulai dari bangun fondasi yang kuat.
Yang menarik, adegan pembangunan ini kayak real-time, seolah-olah Allah lagi ngajak mereka berdua ikutan bangun. Dan di tengah-tengah doa membangun fondasi itu, Nabi Ibrahim juga nyelipin doa buat keturunannya. Ini ngasih tahu kita kalau fondasi yang kokoh itu bukan cuma soal fisik, tapi juga tentang melindungi dan membangun keluarga.
Itu lho yang namanya "ketinggian sejati"! 🏡
Jadi... Mau Terus Terjebak Drama, atau Bangun Fondasi Baru? 💭
Jadi, setelah "ngaca" sama kisah-kisah di Al-Baqarah ini,
kira-kira pelajaran apa yang paling nyantol buat kamu?
Apakah kita mau terus terjebak dalam "drama" yang sama,
atau berani mulai membangun fondasi yang lebih kokoh untuk diri sendiri dan sekitar kita?
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...