Mengungkap Syura dalam Islam: Komite Muhajirin Pertama sebagai Lembaga Politik Awal
Apa Itu Syura dan Mengapa Penting dalam Pemerintahan Islam?
Dalam khazanah pemikiran Islam, Syura atau musyawarah bukan sekadar etika sosial, tapi prinsip utama dalam pengelolaan kekuasaan. Sejak masa Rasulullah SAW di Madinah, konsep ini dipraktikkan secara nyata, bahkan menjadi landasan pengambilan keputusan penting negara.
Namun pertanyaannya: Apakah prinsip ini pernah terlembagakan? Apakah Syura pernah hadir sebagai sebuah badan formal dengan keanggotaan dan wewenang yang jelas?
Komite Muhajirin Pertama: Cikal-Bakal Lembaga Politik Islam
Jawaban dari pertanyaan itu dapat ditemukan dalam eksistensi Komite Muhajirin Pertama, sebuah kelompok elite sahabat yang secara de facto menjadi lembaga Syura pertama dalam sejarah Islam.
Siapa Anggotanya?
Mereka adalah sepuluh sahabat utama yang dikenal sebagai al-‘asyrah al-mubashsyarah, orang-orang yang dijamin surga:
-
Abu Bakar ash-Shiddiq
-
Umar bin Khattab
-
Utsman bin Affan
-
Ali bin Abi Thalib
-
Thalhah bin Ubaidillah
-
Az-Zubair bin Awwam
-
Sa’d bin Abi Waqqas
-
Abdurrahman bin Auf
-
Abu Ubaidah bin al-Jarrah
-
Sa’id bin Zaid
Karakteristik Utama Mereka
-
Status Muhajirin: Imigran awal yang hijrah dari Mekah ke Madinah.
-
Pelopor Keislaman: Masuk Islam sejak periode dakwah pertama.
-
Representasi Quraisy: Mewakili klan-klan besar Quraisy yang menjadi pilar awal peradaban Islam.
Masjid Nabawi: Kantor Pemerintahan dan Ruang Musyawarah
Uniknya, rumah para anggota Komite ini berada tepat di sekitar Masjid Nabawi, bahkan memiliki pintu langsung ke dalam masjid. Masjid tidak hanya menjadi pusat ibadah, tapi juga pusat administrasi negara, tempat pengambilan keputusan dan diskusi strategis berlangsung.
Jejak Komite dalam Suksesi Kepemimpinan Islam
Peran Komite Muhajirin Pertama terlihat jelas dalam berbagai peristiwa penting:
1. Pemilihan Abu Bakar
Di Saqifah Bani Saidah, Abu Bakar menekankan pentingnya pemimpin dari kalangan Quraisy. Ia mencalonkan Umar dan Abu Ubaidah sebelum akhirnya dipilih sendiri.
2. Penunjukan Umar
Abu Bakar berkonsultasi dengan anggota Komite sebelum menunjuk Umar sebagai Khalifah kedua.
3. Dewan Syura Umar
Menjelang wafat, Umar membentuk dewan berisi anggota Komite yang masih hidup untuk memilih Khalifah berikutnya—dan akhirnya terpilihlah Utsman.
4. Pembaiatan Ali
Ali bin Abi Thalib baru menerima kekhalifahan setelah dibaiat oleh Thalhah dan Zubair—dua tokoh utama Komite ini.
Kesimpulan: Syura Bukan Mitos, Tapi Sejarah Nyata
Komite Muhajirin Pertama bukan sekadar sekelompok sahabat senior. Mereka adalah bentuk awal dari badan konstitusional Islam, tempat prinsip Syura dijalankan secara nyata. Meski belum berbentuk institusi formal seperti parlemen modern, fungsi dan pengaruh mereka menunjukkan bahwa pemerintahan Islam sudah mengenal sistem konsultatif dan representatif sejak awal.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...