Ngaca Lewat Al-Baqarah: Realita Hidup yang Kadang Nyesek, Tapi Nggak Bisa Dihindari (Al-Baqarah Part 1)
"Refleksi santai dan tajam tentang realita hidup lewat Surah Al-Baqarah—dari Firaun, tipu daya manusia, sampai kerasnya hati dan pentingnya introspeksi."
Al-Baqarah: Cermin Pahit Kenyataan Hidup yang Nggak Bisa Dihindari
Bro dan sis sekalian, Surah Al-Baqarah itu isinya bukan cuma deretan ayat, tapi semacam panduan hidup yang bikin kita mikir keras. Ini tentang perjuangan pahit ngadepin kenyataan hidup, nggak peduli seberapa nyebelin, sakit hati, atau bikin nyeseknya itu. Karena posisinya di awal Al-Qur'an, tiap kali lo buka, lo langsung diajak buat ‘berantem’ sama realita ini.
Nggak ada yang bisa bikin hidup itu jadi indah melulu, apalagi nutupin kenyataan pahit. Surah ini nggak bilang kalau hidup itu amazing terus atau lo lagi di fase terburuk yang bikin lo pengen buru-buru udahan. Enggak! Hidup itu ya gini adanya, dengan segala kebaikan dan keburukannya. Manusia juga gitu, ada masa jayanya, ada masa jatuhnya. Lo juga gitu, ada sisi keren yang lo pamerin, ada juga sisi jelek yang lo tutupin. Ini hidup, dan ini kenyataan. Lo cuma punya dua pilihan: mau ngadepin atau ngacuhin? Terserah lo mau pilih yang mana.
Buletin Berita Abadi: Dari Firaun Sampai Hati yang Lebih Keras dari Batu
Al-Baqarah ini kayak buletin berita yang isinya nggak enak semua. Isinya tentang bencana alam, ulah manusia, ketidakadilan, kekerasan, pembunuhan—pokoknya yang parah-parah. Berita kayak gini tuh udah ada dari zaman dulu banget, sepanjang sejarah manusia. Jadi, berita-berita ini bukan cuma ada di zaman kita atau pas Surah Al-Baqarah diturunkan. Firaun itu selalu ada, dengan nama dan bentuk yang beda-beda. "Anak-anak Israel" juga selalu ada, dengan nama yang beda-beda juga. Dan selalu ada orang-orang yang berusaha buat bikin perubahan jadi lebih baik.
Yang mungkin bikin lo kaget adalah, Surah Al-Baqarah justru dimulai dari hal-hal yang baik dulu. Ada jiwa-jiwa yang beriman, ada juga jiwa-jiwa lain yang sengaja nutup mata, telinga, dan hati mereka. Bagian awal ini bakal banyak ngebahas tentang mereka: para koruptor yang bilangnya mau bikin reformasi, orang-orang yang ngejek dan nipu, sampai yang gampang banget ikut-ikutan tiap ada "cahaya terang" sekilas, tanpa punya tujuan atau arah yang jelas.
Al-Qur'an bilang gini:
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang mengatakan, 'Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,' padahal mereka bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri mereka sendiri, dan mereka tidak menyadari [itu]. Dalam hati mereka ada penyakit, maka Allah menambah penyakit mereka; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka selalu berdusta. Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,' mereka berkata, 'Kami hanyalah orang-orang yang melakukan reformasi.' Sesungguhnya merekalah orang-orang yang melakukan kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari." (QS. Al-Baqarah: 8–12)
Kenapa "jiwa-jiwa terbaik" ini disebut duluan sebelum cerita tentang Firaun? Karena berita yang pertama itu jauh lebih penting. Berita awal itu yang bakal nentuin gimana lo bakal bersikap dan ngadepin semua berita selanjutnya. Itu yang ngasih tahu lo, apakah nanti lo bakal jadi Firaun versi kecil di rumah, di kantor, atau bahkan jadi pendukungnya, atau justru lo bakal berdiri di sisi yang berlawanan.
Cerminan Diri: Ketika Kita Menjual Ayat dan Mengklaim Surga
Di Surah Al-Baqarah, lo bakal nemuin banyak banget tipe orang yang mungkin banget pernah lo temuin di kehidupan nyata, atau bahkan karakternya ada di diri lo sendiri. Lo bakal lihat orang-orang yang ngejual ayat-ayat Allah cuma demi keuntungan sesaat. Mirisnya, tipe kayak gini banyak banget di sekeliling kita.
"Dan percayalah kepada apa yang telah Aku turunkan, yang membenarkan apa yang ada padamu, dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang pertama-tama mengingkarinya. Dan janganlah kalian menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah, dan bertakwalah kepada-Ku saja." (QS. Al-Baqarah: 41)
"Maka celakalah bagi orang-orang yang menulis Kitab Suci dengan tangan mereka sendiri, kemudian mereka mengatakan, 'Ini dari sisi Allah,' untuk menukarnya dengan harga yang murah. Maka celakalah bagi mereka karena apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri dan celakalah bagi mereka karena apa yang telah mereka usahakan." (QS. Al-Baqarah: 79)
Nggak cuma itu, lo juga bakal nemuin kezaliman dan penindasan. Yang bikin kaget, kadang orang yang tertindas itu sendiri bisa jadi penindas juga. Mereka bisa aja jadi kayak orang yang menindas mereka, atau melakukan bentuk kezaliman lain yang beda. Ingat, kezaliman itu banyak banget bentuknya.
"Dan ingatlah, ... Musa selama empat puluh malam, kemudian kamu mengambil anak sapi setelah dia, padahal kamu adalah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Baqarah: 49–51)
Lo juga bakal melihat keserakahan, kerakusan, dan kekufuran. Kayak pas Bani Israil protes:
"Dan ingatlah ketika kamu berkata, 'Hai Musa, kami tidak akan pernah merasa cukup dengan satu jenis makanan saja, maka mohonlah kepada Tuhanmu agar Dia menumbuhkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, dari sayur-sayurannya, dari makanan ternaknya, dari bawang putihnya, dari kacang-kacangannya dan dari bawang merahnya.'"
Dan yang terakhir, Surah Al-Baqarah juga nunjukkin tentang hati yang lebih keras dari batu. Lo pasti udah sering banget lihat atau denger sendiri di kehidupan nyata. Surah ini cuma memperjelas fenomena itu, yang digambarkan lewat kisah sapi betina.
"Dan hatimu menjadi keras setelah itu, seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Dan sesungguhnya di antara batu-batu itu ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya, dan sesungguhnya di antara batu-batu itu ada yang mengalir air dari padanya, dan sesungguhnya di antara batu-batu itu ada yang jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 74)
Ketika Sejarah Berulang dan Pentingnya Introspeksi
Lo juga bakal nemuin orang-orang yang ngaku-ngaku surga itu cuma buat mereka doang. Mereka menganggap surga itu cuma milik kelompok mereka yang sepemikiran.
"Dan mereka berkata, 'Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.' Itulah khayalan mereka. Katakanlah, 'Tunjukkan bukti-buktimu, jika kamu memang orang-orang yang benar.'" (QS. Al-Baqarah: 111)
Mungkin lo bakal heran, kok logikanya mirip banget sama orang-orang di sekitar lo yang punya pemikiran serupa, meski beda nama? Ini bikin kita bertanya-tanya, apa sejarah emang cuma berulang? Atau emang udah jadi 'kodrat' manusia buat ngulangin kesalahan yang sama terus-menerus?
Ayat lain juga negasin:
"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan merasa senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya.' Dan jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang kepadamu ilmu pengetahuan, niscaya kamu tidak akan memperoleh pelindung dan penolong bagi Allah." (QS. Al-Baqarah: 120)
Surah ini juga ngingetin kita tentang diri sendiri: setiap kelompok itu nggak bakal puas sama lo sampai lo ngikutin mereka sepenuhnya. Mereka pengen lo lebur jadi satu sama mereka, tanpa ada batasan yang ngebedain dan ngelindungin identitas unik lo. Tapi, emangnya kepuasan mereka itu penting? Kita nggak perlu bikin mereka senang; yang kita mau adalah menyenangkan Tuhan mereka, Tuhan kita, dan Tuhan semesta alam. Yang kita harapkan dari mereka itu cuma agar mereka mau nerima kita, bukan agar mereka senang sama kita.
Terakhir, Surah Al-Baqarah ngasih tamparan keras: jangan terlalu gembira sama daftar kesalahan Bani Israil atau kelompok lain. Kenapa? Karena bisa jadi apa yang lo lihat di mereka itu ternyata juga ada di diri lo sendiri, tapi lo nggak sadar.
Apa yang terlintas dalam pikiran ketika seseorang membaca Surat Al-Baqarah? Perhatikanlah hal itu. Lihatlah kesalahan-kesalahanmu sendiri sebelum kesalahan-kesalahan orang lain. Kesalahan-kesalahan orang lain memang layak untuk diperbaiki. Adapun kesalahan-kesalahanmu sendiri, apakah itu masih dalam jangkauanmu, atau terlalu sulit untuk diperbaiki?
Setiap kali menyebut Bani Israil, surat itu tidak membicarakan mereka hanya demi pembahasan sejarah, tetapi lebih karena mereka adalah contoh yang kesalahan-kesalahannya dapat kita ulangi. Jika kita introspeksi diri, kita akan menemukan bahwa hal ini benar-benar telah terjadi dan sedang terjadi. Dari anak lembu yang telah ditanamkan di hati sebagian orang—seperti halnya hal-hal lain yang telah ditanamkan—hingga melihat Tuhan dengan jelas. Semua ini memiliki arti dan nama yang berbeda, bahkan padang gurun yang dimasuki Bani Israil. Tampaknya kita telah memasuki padang gurun yang serupa, atau setidaknya sebagian dari kita telah memasukinya.
Gimana, makin kebayang kan kalau Al-Baqarah itu isinya nyeritain banget realita yang ada di sekeliling kita dan di dalam diri kita sendiri? Siapkah lo ngaca dan benerin diri?
📚 Bacaan Lanjutan: Kalau Kamu Mau Gali Lebih Dalam
Kalau kamu ngerasa tulisan ini masih belum cukup atau pengin lihat perspektif lain dari Surah Al-Baqarah, ini beberapa bacaan yang bisa kamu cek:
Lessons I Learned from Surah Al-Baqarah
Refleksi personal setelah menyelesaikan baca Surah Al-Baqarah selama 40 hari. Tulisannya kontemplatif dan inspiratif.The Themes of Surah Al-Baqarah
Pembahasan sistematis tentang tema-tema utama surah ini—mulai dari kisah umat terdahulu sampai hukum-hukum praktis.Reduce Turmoil in Your Home with Surah Baqarah
Artikel ini bahas bagaimana Surah Al-Baqarah bisa membawa ketenangan dan perlindungan spiritual dalam rumah.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...