Pengukuhan Dominasi Iran: Sebuah Angin Segar bagi Perlawanan Palestina?
Dalam narasi yang saya bangun, gencatan senjata Israel-Iran pada Juni 2025 bukanlah sekadar akhir dari sebuah konflik, melainkan validasi atas hegemoni subversif Iran di Timur Tengah. Pertanyaan krusial muncul: apakah pengukuhan dominasi Iran ini, yang saya pandang sebagai kemenangan, membawa dampak positif bagi perjuangan Palestina yang telah lama tertindas? Dari perspektif tertentu, jawabannya bisa jadi "ya," meskipun dengan nuansa yang kompleks.
1. Peningkatan Daya Tawar Poros Perlawanan
Dominasi Iran yang semakin nyata berarti poros perlawanan yang didukungnya, termasuk kelompok-kelompok seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina, akan merasakan peningkatan daya tawar. Ketika Iran menunjukkan kemampuannya untuk menyerang langsung Israel dan memiliki program nuklir yang hampir mencapai ambang batas, hal ini secara tidak langsung memberikan legitimasi dan daya tgentar bagi sekutu-sekutu regionalnya.
- Dukungan Material dan Moral: Iran telah lama menjadi penyedia dukungan finansial, militer, dan teknologi bagi kelompok-kelompok perlawanan Palestina. Dengan posisi Iran yang lebih kuat, potensi dukungan ini bisa saja meningkat, baik dalam jumlah maupun kualitas, meskipun Iran kemungkinan akan tetap menggunakan proksi untuk menghindari konflik langsung. Ini memberi alat perlawanan yang lebih baik untuk menekan Israel.
2. Keterbatasan Manuver Israel
Ketika Israel menghadapi ancaman yang lebih besar dan langsung dari Iran, ini membatasi manuvernya di wilayah Palestina. Pemerintah Israel mungkin harus mengalokasikan sumber daya militer dan intelijen yang lebih besar untuk memantau dan menghadapi Iran, mengurangi tekanan intensif yang bisa mereka berikan secara eksklusif kepada Palestina.
- Diversi Fokus: Jika Israel harus terus-menerus mengkhawatirkan kapasitas nuklir Iran atau serangan balasan dari Tehran, ini dapat mengurangi kemampuan mereka untuk fokus sepenuhnya pada operasi militer di Gaza atau ekspansi permukiman di Tepi Barat. Hal ini bisa memberikan ruang bernapas bagi rakyat Palestina, meskipun ini bukan solusi jangka panjang.
3. Penyeimbangan Kekuatan Regional
Pengukuhan dominasi Iran adalah penyeimbang kekuatan terhadap aliansi AS-Israel-Saudi yang selama ini dipandang sebagai hegemoni tunggal. Keberadaan Iran sebagai kekuatan regional yang kuat dan berani bertindak dapat memaksa Israel dan sekutunya untuk lebih berhati-hati dalam setiap tindakan agresif terhadap Palestina, karena potensi balasan tidak lagi hanya datang dari kelompok-kelompok kecil, melainkan dari sebuah kekuatan regional dengan ambisi yang lebih besar.
- Pengurangan "Semena-mena": Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, era di mana Israel dan sekutunya bisa bertindak "semena-mena" tanpa konsekuensi serius telah berakhir. Ini berlaku juga untuk tindakan mereka terhadap Palestina. Adanya pemain kuat seperti Iran yang siap membela "poros perlawanan" dapat menjadi disinsentif bagi agresi yang berlebihan.
4. Solidaritas Regional yang Lebih Kuat
Meskipun hubungan Iran dengan negara-negara Arab Sunni lainnya kompleks, pengukuhan kekuatan Iran bisa memicu solidaritas regional yang lebih kuat terhadap isu Palestina dari beberapa kalangan, terutama di antara mereka yang melihat Iran sebagai kekuatan anti-imperialis. Ketika Iran berani menantang AS dan Israel, ini dapat menginspirasi kelompok-kelompok lain dan memusatkan kembali perhatian pada penderitaan Palestina sebagai simbol perlawanan yang lebih besar.
Catatan Kritis
Namun, penting untuk ditekankan bahwa "dampak positif" ini datang dengan biaya dan risiko besar.
- Proksi Versus Kedaulatan: Dukungan Iran, meskipun menguatkan kelompok perlawanan, tidak selalu selaras dengan kepentingan kedaulatan negara Palestina atau Otoritas Palestina. Ini bisa memperdalam perpecahan internal di antara faksi-faksi Palestina.
- Risiko Eskalasi: Kenaikan daya tawar kelompok perlawanan juga berarti risiko eskalasi konflik yang lebih tinggi. Semakin kuat proksi Iran, semakin besar kemungkinan mereka terlibat dalam konfrontasi yang bisa berujung pada kerusakan dan penderitaan lebih lanjut bagi rakyat Palestina.
- Fokus pada Ancaman Eksistensial: Bagi Israel, ancaman dari Iran (khususnya program nuklirnya) bisa dianggap sebagai ancaman eksistensial yang lebih besar daripada masalah Palestina. Ini berarti, mereka mungkin lebih fokus pada "pertahanan diri" melawan Iran, dan dalam prosesnya, tetap mempertahankan atau bahkan memperketat kontrol atas wilayah Palestina sebagai bagian dari strategi pertahanan yang lebih luas.
Pada akhirnya, dari sudut pandang ini, pengukuhan dominasi Iran bisa dilihat sebagai strategi jangka panjang yang berpotensi memberi Palestina alat perlawanan yang lebih kuat dan mengubah kalkulus kekuasaan di kawasan. Namun, ini adalah jalan yang penuh risiko, di mana nasib Palestina seringkali menjadi bidak dalam permainan geopolitik yang lebih besar. Apakah ini akan berujung pada kemerdekaan sejati Palestina atau hanya pada eskalasi penderitaan, masih menjadi pertanyaan terbuka yang sangat bergantung pada bagaimana kekuatan-kekuatan ini memilih untuk menggunakan dominasi dan pengaruh mereka.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...