Motto "bukan donatur dilarang ngatur", yang populer di kalangan Generasi Z, awalnya mungkin terdengar sebagai seruan untuk menghargai kontribusi nyata. Namun, ketika nilai ini bersinggungan dengan ranah pendidikan, khususnya hubungan antara siswa, orang tua, dan guru, ia memunculkan ironi dan bahkan tragedi. Fenomena merosotnya penghormatan terhadap guru, yang mencapai puncaknya dalam gelombang kriminalisasi pendidik, menjadi bukti nyata adanya pergeseran nilai dan ekspektasi yang perlu dianalisis secara kritis. Dahulu, guru adalah figur otoritas yang dihormati, sumber ilmu dan panutan moral. Nasihat mereka diterima sebagai kebenaran, dan disiplin yang mereka terapkan dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari proses mendidik. Namun, lanskap sosial kini berbeda. Era keterbukaan informasi dan individualisme telah membawa serta pandangan yang lebih kritis terhadap otoritas, termasuk guru. Generasi Z, dengan semangat kemandirian dan penolakan terhadap dominasi tanpa kontribusi...
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...