Kajian Tauhid Harus Diiringi Keimanan

Pembelajaran agama tidak akan lengkap tanpa penyempurnaan sisi keimanan yang ada di dalam diri setiap muslim. Sisi keimanan ini terbentuk dari rasa takut, rasa harap, rasa sabar, rasa syukur, rasa cinta, dan sebagainya dari berbagai macam akhlak terpuji, yang mana iman tanpanya tidak berarti apa-apa. Maka dalam hal ini keimanan berada dalam posisi yang sangat asasi dan penting dalam kajian tauhid, karena tidak ada agama yang tanpa iman.

Kajian tauhid tidak sepantasnya hanya dipenuhi oleh perdebatan dan permainan logika semata. Jika hanya sebatas itu,ilmu tauhid jadi hanya berputar-putar di otak saja, tidak sampai ke dalam hati agar bisa menimbulkan rasa takut, harap, syukur dan cinta kepada Allah Swt, atau menjadi pendorong untuk berakhlak dengan akhlak islami. Tapi malah sebaliknya bisa menimbulkan rasa sakit hati, dengki dan permusuhan sesame muslim. Kajian seperti ini dengan melihat keadaan umat saat ini tidak membawa hal positif untuk perbaikan umat.

Kajian tauhid tidak sepantasnya pula hanya dipahami dari mereka yang berbicara tasawuf. Karena mereka menjadikan unsure-unsur pembentuk keimanan ini hanya sebagai fase-fase untuk sampai kepada apa yang mereka namakan ma’rifah, bukan sesuatu yang harus ada pada jiwa setiap muslim yang menjadi dasar dari segala tingkah lakunya di dunia. Berbicara tentang rasa takut, harap, sabar, syukur, dan cinta, juga tidak bisa diserahkan kepada motivator-motivator yang pandai bicara. Karena bagi mereka hal-hal ini hanyalah permainan hati, bukan unsure-unsur pembentuk keimanan seorang muslim.

Kita ambil contoh ketika berbicara tentang rasa cinta kepada Allah Swt. Banyak kaum muslimin yang menganggapnya sebagai sebuah sifat kesempurnaan, atau sebuah derjat yang tinggi yang hanya dicapai oleh sebagian hamba ahli ibadah. Ini sebuah kesalahan fatal. Karena hilangnya rasa cinta kepada Allah adalah sebuah bentuk kefasikan, bahkan bisa mengantarkan ke lembah kekafiran. Coba perhatikan bagaimana Allah mengajarkan manusia tentang cinta dan tauhid, Allah Swt berfirman,

و من الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله و الذين آمنوا أشد حبا لله

“Dan diantara manusia ada yang menyembah selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.”

Al Baqarah: 165


Kajian tauhid yang menyuburkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah inilah yang perlu selalu digalakkan di tengah umat yang seperti telah lupa akan Rabb-nya. Bukan seperti yang marak kita temukan sekarang ini. 

Wallahua’lam.

Komentar

Komentar via Facebook

Paling Sering Dikunjungi

🧭 Pertarungan Penentu Abad Ini: Jika Iran atau Israel Kalah, Apa Nasib Palestina?

Apakah Perang Iran-Israel Nyata atau Pura-pura? Membedah Perang Proksi dan Perebutan Pengaruh di Timur Tengah

Konflik Timur Tengah: Melampaui Tabir Sektarianisme dan Membaca Geopolitik Sesungguhnya

Tulisan Baru