Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Lemahnya Ilmu dan Perpecahan Umat

Gambar
Kalau memang mereka menyebut bahwa wahabi adalah sebuah sekte di dalam Islam, maka tidak salah lagi bahwa sekte ini merupakan sekte tercepat perkembangannya di tengah-tengah umat. Bagaimana tidak? Banyak orang yang sejak dilahirkan tidak tahu bahwa dia wahabi, orang tuanya tidak tahu, bahkan satu kampung tidak kenal apa itu wahabi. Secara begitu saja mereka sudah digolongkan kelompok wahabi hanya karena mesjid mereka shalat tarawih 11 rakaat, azan jum’at satu kali, khutbah jum’at tidak pakai tongkat, tidak qunut subuh, tidak memperingati kematian 7, 40 hari dan seterusnya. Kalau kita melihat mazhab fiqih yang empat, maka menurut mereka Syafi’iyah saja yang aswaja, sedangkan yang lainnya adalah wahabi. Kalau kita lihat ke Ormas2 dan kelompok2 keagamaan yang ada di Indonesia maka tidak dapat dipungkiri banyak sekali sebenarnya yang wahabi. Kemudian kalau kita lihat Pondok Pesantren, Madrasah Aliyah bahkan kampus2 yang memiliki mesjid, maka dapat kita simpulkan banyak sekali terny...

Kajian Tauhid Harus Diiringi Keimanan

Gambar
Pembelajaran agama tidak akan lengkap tanpa penyempurnaan sisi keimanan yang ada di dalam diri setiap muslim. Sisi keimanan ini terbentuk dari rasa takut, rasa harap, rasa sabar, rasa syukur, rasa cinta, dan sebagainya dari berbagai macam akhlak terpuji, yang mana iman tanpanya tidak berarti apa-apa. Maka dalam hal ini keimanan berada dalam posisi yang sangat asasi dan penting dalam kajian tauhid, karena tidak ada agama yang tanpa iman. Kajian tauhid tidak sepantasnya hanya dipenuhi oleh perdebatan dan permainan logika semata. Jika hanya sebatas itu,ilmu tauhid jadi hanya berputar-putar di otak saja, tidak sampai ke dalam hati agar bisa menimbulkan rasa takut, harap, syukur dan cinta kepada Allah Swt, atau menjadi pendorong untuk berakhlak dengan akhlak islami. Tapi malah sebaliknya bisa menimbulkan rasa sakit hati, dengki dan permusuhan sesame muslim. Kajian seperti ini dengan melihat keadaan umat saat ini tidak membawa hal positif untuk perbaikan umat. Kajian tauhid tidak...

Posisi Akal dan Rasionalitas di dalam Islam

Gambar
Sebuah kesalah-pahaman yang besar ketika ada yang mengatakan bahwa agama di dalam Islam lebih mengutamakan sisi rohani dan batin ketimbang sisi akal dan perbaikan pemikiran manusia. Mereka yang menyeru atas nama Islam kepada kepatuhan buta tanpa memikirkan benar salah, sesuai tidak sesuai dengan kenyataan dan hakikat, maka sungguh telah berbuat sebuah kebohongan. Karena hal demikian sangat bertentangan dengan karekteristik ajaran Islam walaupun sangat kental pada agama-agama yang lain. Ta'assub (dikuasai perasaan) dan taqlid (kepatuhan buta tanpa dalil) sangat jauh dari pemahaman keislaman yang lurus. Semua qadhiyah dan permasalahan agama di dalam Islam bisa dicerna oleh akal manusia tanpa ada pertentangan. Oleh karena itu semenjak dahulu kebenaran yang dibawa oleh Islam tidak pernah berhasil dibantahkan oleh musuh-musuhnya walau bagaimanapun usaha yang mereka lakukan. Islam tidak cocok dengan tuduhan klaim kebenaran sepihak seperti yang sering dituduhkan kelompok liberal. ...

Komentar via Facebook

Tulisan Baru