Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Menyikapi Seruan 'Kembali ke Al-Qur’an dan Sunnah' dan 'Kembali ke Taqlid'

Gambar
Ungkapan orang-orang yang mengatakan tidak perlu mengikut mazhab dan cukup dengan al-Qur’an dan hadis saja adalah ungkapan yang pada umumnya berasal dari masyarakat awam. Mengapa masyarakat awam? Ya karena mereka tidak mengkaji buku-buku ulama dan membahas dengan rinci mazhab dan manhaj ulama dalam penetapan hukum fiqh. Mereka mencukupkan dengan pendapat seorang ulama yang berasal dari kalangan muta’akhkhirin, yang sampai kepada mereka lengkap dengan dalil al-Qur’an dan Hadis. Lalu mereka melakukan kleim dengan mengatakan, “Inilah pendapat salaf umat, sesuai dengan al-Qur’an dan Hadis, pendapat-pendapat yang berdasarkan kepada mazhab adalah pendapat yang batil! Kalian mau mengikut Rasul atau Imam Mazhab?” Inilah ucapan yang berbahaya. Ucapan ini bisa menyebabkan setiap orang berbicara masalah agama dengan berdalil dengan al-Qur’an dan Hadis, tapi hanya mengikut hawa nafsu dalam penafsirannya, mengabaikan semua kaidah dan ilmu alat pendukung yang telah ditetapkan oleh ulama. Tanpa...

Sayyid Quthb dan Salafi

Gambar
Suatu hal yang baru bagi saya ternyata salah satu Imam Besar Salafiyin, Syekh al Albani, membela pemikiran Sayyid Quthb, semoga Allah merahmati mereka berdua, ketika Beliau berdialog dengan pengikut Syekh Rabi’ yang sering terlalu keras dalam mentahdzir sesama muslim. Lihat disini:  http://firanda.com/index.php/artikel/manhaj/539-ada-apa-dengan-radio-rodja-rodja-tv-bag-4-manhaj-syaikh-rabi-dalam-timbangan-manhaj-para-ulama-kibar Dalam dialog itu tersirat pembelaan yang nyata oleh Al Albani bahwa label jahiliy yang dimaksudkan oleh Sayyid Quthb tidak bermakna Takfir. Pelabelan takfir merupakan sikap tasyaddud yang didorong oleh kebencian kepada sesama muslim. Ini merupakan sikap yang adil ketika menghukum orang lain hanya berdasarkan apa yang dia yakini dan ucapkan, bukan berdasarkan penafsiran pribadi terhadap perkataan orang lain. Karena berapa kali pun saya baca buku Sayyid Quthub saya tidak merasakan roh takfir sebagaimana saya baca tulisan2 jamaah takfir yang menuding ...

Tidak Ada 'Islam Nusantara' di Minangkabau

Gambar
Sangat besar artinya Falsafah (prinsip hidup) Minang, “Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” dan “Syara’ mangato, adat mamakai.” Dua ajaran luhur budaya minang ini membebaskan para pemikir muslim berdarah minang dari syubhat-syubhat terbaru seperti Islam Nusantara, menusantarakan Islam, arabisasi berkedok Islamisasi, dan lain-lain. Hal mana yang kita lihat marak di daerah lain. “Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah” bermakna bahwa segala yang menjadi adat haruslah sesuai dengan ajaran agama yang bersumber dari Kitabullah (Al-Qur’an). Jika ada ajaran adat yang tidak sesuai dengan agama sepatutnyalah dihapuskan. Jika kita masih menemukan ajaran adat yang berselisih dengan ajaran agama maka ketahuilah bahwa pemuka-pemuka agama di Minangkabau sedang dalam proses untuk mengislamkannya. Disamping itu falsafah ini juga mengindikasikan bahwa setiap orang Minangkabau beragama Islam, jika tidak beragama Islam, maka orang tersebut bukanlah orang Minang. “Syara’ man...

Syarat-syarat Seorang Da’i Dalam Pandangan Syekh Muhammad Al Ghazali

Gambar
Ketika Syekh al Ghazali ditanya tentang syarat-syarat seorang bisa menjadi da’i yang diharapkan (da’i disini bukan penceramah-penceramah ulung yang tampil di TV, tapi adalah orang-orang yang menyeru manusia ke jalan Allah), maka Beliau menjawab dengan perkataan: “Dakwah ke jalan Allah tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.. Pendakwah Islam di zaman kita sekarang ini haruslah memiliki seperangkat pengetahuan yang luas dan mencukupi tentang Islam dan kemanusiaan. Artinya dia hendaklah orang yang paham dengan al-Qur’an, Sunnah, Fiqh Islamy, dan Peradaban Islam. Dan di saat yang sama dia haruslah orang mengusai sejarah umum kemanusiaan, ilmu alam dan kehidupan, pengetahuan umum modern yang berkaitan dengan berbagai aliran pemikiran dan filsafat. Seseorang yang menyeru ke jalan Allah hendaklah menyerahkan diri sepenuhnya dalam menyebarkan risalah dakwahnya. Hendaklah dia bergaul dengan masyarakat dengan hati yang terbuka tanpa rasa egois dan dengki, tidak gampang terprovokas...

Komentar via Facebook

Tulisan Baru