Sikap Muslim Terhadap Risalah Islam

Saya tidak menyangka dan bersyukur buku Syekh Muhammad Ghazali, Mahawir Khamsah Lil Qur’anil Karim, dijadikan salah satu kajian dalam mata kuliah Tafsir Maudu’I di Al Azhar. Saya sudah pernah menamatkan buku ini sebelumnya. Hanya saja ketika dijadikan muqarrar saya menjadi lebih bisa untuk menghayati makna2 yang terkandung di dalamnya sekaligus persiapan ujian. :)

Dalam pembahasan yang diberi judul oleh Syekh dengan ‘Mauqiful Muslimin Min Risalatihim, Syekh berbicara tentang bagaimana lemahnya pemerintahan Islam pada masa lampau. Dicontohkan bagaimana pasukan salib membantai kaum muslimin di Antokiyah dan Baitul Maqdis dan tidak satupun pemerintahan Islam yang tergerak ketika kejadian ini terjadi. Hal ini berlanjut hingga runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah di tangan Mongol.

Syekh menginginkan kita untuk lebih memberi perhatian terhadap sejarah agar kita tahu sebab mengapa umat Islam dikalahkan secara politik semenjak dahulu. Syekh ingin kita melihat bagaimana nasib negri2 muslim seperti Albania, Indonesia, Nigeria dan banyak lainnya yang pernah dihancurkan secara politik oleh penjajah kafir. Contoh lain dimana Filipina yang dulu mayoritas Muslim kini hanya tinggal 20% saja yang muslim. Tulisan menjadi kritik sejarah yang sangat bagus terhadap para pemimpin pemerintahan Islam masa lampau agar menjadi pelajaran bagi kita.

Syekh menjelaskan walaupun ketika pemerintahan yang ada itu gagal menjalankan fungsinya, artinya berhasil dikalahkan dan hancur, pondasi tauhid di tengah umat tidak pernah hancur, akan selalu ada yang beramar ma’ruf nahi mungkar. Karena Islam itu bukan hanya politik. Banyak sendi2 ajaran Islam yang lain yang menguatkan. Islam akan selalu maju berkembang secara dakwah walaupun secara politik dan pemerintahan dijajah dan mengalami banyak kerugian.

Setelah itu Syekh mulai menjelaskan apa sebab politik dan pemerintahan Islam itu lemah. Islam lemah secara kenegaraan karena selalu dipimpin oleh pemimpin dictator dan tirani. Harta hanya berputar diantara orang kaya saja. Tidak ada keadilan sosial. Fiqh dan hukum agama hanya terbatas  di dalam dinding2 tempat ibadah dan bersifat pribadi saja. Dakwah Islam mati dalam lapangan hak manusiawi, dan mandul dalam lapangan pertahanan militer, bagaikan kehilangan kemampuan untuk hidup.

Pemerintahan Islam lebur dengan hawa nafsu keduniawian. Hanya saja nilai2 Islam tetap terjaga karena ulama dan umat saat itu tetap kokoh dengan Islam dan tauhid. Islam tetap berkembang walau pemerintahannya bobrok. Tapi sampai kapan? Akankah ini tetap dibiarkan?

Inilah awal mula terpisahnya ilmu dari pemerintahan dalam sejarah Islam. Muncul jurang pemisah yang lebar antara para ulama dengan pemerintah. Musibah ini menimpa diantaranya Imam Abu Hanifah dan Imam Malik radhiyallhu anhuma. Imam Abu Hanifah menolak segala kerja sama dengan pemerintah hingga beliau wafat di dalam penjara. Adapun Imam Malik mundur dengan adab, dan memilih berdakwah di tengah masyarakat tanpa pertikaian dengan pemerintah. Hanya saja fatwa yang dikeluarkan pemerintah menyebabkannya mengecam khalifah hingga dihukum pukul yang mematahkan lengannya.

Saya yakin inilah yang sedang diperjuangkan oleh Ikhwan Muslimin. Semoga Allah menguatkan langkah kaki mereka. Apalagi ini zaman fitnah. Zaman dimana segala syubhat tentang Islam dapat dengan mudah mencapai masyrakat. Ketidakpercayaan umat akan keadilan Islam semakin berkembang, apalagi didukung oleh media informasi yang menggurita.


Syekh Muhammad Ghazali termasuk salah seorang ulama penyumbang pemikiran yang dipegang oleh Ikhwan muslimin. Bergabung dengan Ikhwan sejak masa Mursyid pertama Hassan al Banna, mendapat gelar Adib Du’ah dari beliau. Pernah masuk penjara thur bersama Ikhwan Muslimin. Keluar dari Ikhwan ketika berselisih paham dengan Mursyid Hudhaibi. Tapi kemudian berbaikan dan malah semakin dekat setelah Syekh melihat ketabahan Ikhwan menghadapi tekanan dan siksaan pemerintah. Ketika Hudhaibi keluar penjara, Syekh mengunjunginya langsung dan minta maaf.

Komentar

Komentar via Facebook

Paling Sering Dikunjungi

🧭 Pertarungan Penentu Abad Ini: Jika Iran atau Israel Kalah, Apa Nasib Palestina?

Apakah Perang Iran-Israel Nyata atau Pura-pura? Membedah Perang Proksi dan Perebutan Pengaruh di Timur Tengah

Konflik Timur Tengah: Melampaui Tabir Sektarianisme dan Membaca Geopolitik Sesungguhnya

Tulisan Baru