Dr. Muhammad Imarah.. Sang Penjaga dan Pembaharu Itu Pergi
Dunia Islam kembali kehilangan
tokoh besar yang memiliki sejarah panjang perjuangan melawan syubhat dan fitnah
yang selalu diarahkan kepada Islam. Tulisan dan buah pikir Dr. Muhammad Imarah bagaikan
karang yang menghadang fitnah dan penyelewengan terhadap ajaran Islam. Di sisi
lain beliau berhasil menunjukkan keagungan ajaran Islam di mana tidak ada satu
kebaikan pun dalam ajaran atau ideologi lain kecuali semuanya sudah ada di
dalam Islam.
Ya beliau telah meninggalkan
dunia ini dan kita semua menuju Tuhannya, meninggalkan begitu banyak warisan
berharga bagi umat ini: keteguhannya, keberaniannya, kejujurannya,
kecemerlangannya, kezuhudannya, ketauladanannya dan pikirannya yang selalu
bergerak dalam nadi kebangkitan Islam. Umat ini harus senantiasa mengkaji dan
mengambil pelajaran dari berbagai buku karangan, kajian, pesan dan penelitian
beliau agar menjadi dasar dalam pembentukan logika kolektif islami yang kuat. Cendekiawan
muslim dan pemikir Islam Dr. Muhammad Imarah berpulang di umur 89 tahun pada
hari Jumat, (20/2/2020).
Kabar ini disampaikan putranya,
Khalid Imarah melalui media sosialnya. Beliau wafat di usia 89 tahun karena
sakit ringan selama tiga pekan terakhir. Jenazahnya dimakamkan pada hari Sabtu
(29/2/2020). Khalid berkata: “Pada Jumat sore bertepatan 4 Rajab 1441 H,
ayah saya, pemikir Islam, anggota Dewan Senior Ulama Mesir, meninggal dunia
setelah sakit ringan kurang dari tiga pekan.”
Khalid juga menambahkan: “Ayah
saya meninggal dunia dengan tenang dan tanpa sakit yang membebankan keluarga.
Beliau berdoa untuk ibunda saya, putra-putranya, cucunya, dan para pecintanya…
Ayah saya meninggal dalam keadaan ridha terhadap semuanya dan memaaafkan
semuanya, hingga siapa saja yang pernah menzalimi dan menyusahkan beliau. Di hati
beliau yang putih dan penuh kebaikan itu tidak ada membawa satu kedengkian atau
dendam kepada seorang pun.”
Beliau lahir di Mesir pada tahun
1931 M dan menghafal Al-Qur`an sebagaimana banyak penduduk desa pada waktu itu.
Beliau belajar di Fakultas Dar Al-Ulum dan memperoleh gelar master pada tahun
1970, di mana beliau berada dalam periode pergulatan intelektual antara
Marxisme dan pemikiran Islam. Beliau adalah pribadi yang cinta kepada
kemerdekaan dan membenci ketidakadilan sosial dan feodalisme. Kepribadian
inilah yang membuat beliau pernah menjadi pejuang Marxisme dan slogan-slogan
kiri yang menyerukan perdamaian dunia, keadilan dan kemajuan, kemudian
perjuangan melawan kolonialisme. Karena aktivitas beliau bahkan di masa kuliah
itu beliau pernah diberhentikan selama setahun pada tahun 1957. Di tingkat 4
kuliah pada tahun 1959 M, beliau ditangkap selama lima setengah tahun ketika terjadi
penangkapan gerakan sayap kiri di Mesir. Setelah keluar beliau beliau memperoleh
gelar S1 pada tahun 1965 M dalam umur 34 tahun.
Namun kemudian beliau menyadari
bahwa segala nilai yang beliau perjuangkan itu terdapat di dalam Islam. Bahkan
pemikiran Marxisme ini membawa racun dalam madu bagi identitas dan peradaban
Islam. Bacaan beliau tentang tulisan-tulisan Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad
Abduh yang menyoroti revolusi, keadilan dan kebangkitan Islam adalah faktor
paling berpengaruh dalam perubahan ini. Hingga akhir hayat beliau selalu teguh
terhadap prinsip anti ketidakadilan dan kesewenang-wenangan, yang tampak nyata dalam
pernyataan-pernyataan beliau ketika revolusi 25 Januari 2011, referendum
undang-undang Mesir 2012, kudeta militer 2013, hingga berujung dengan
pengunduran diri beliau dari jabatan pimpinan redaksi majalah Al-Azhar 2014.
Dalam ucapan belasungkawanya lembaga Al-Azhar menegaskan: “Almarhum Dr.
Muhammad Imarah telah meninggalkan kekosongan yang sulit diisi pada barisan
ulama besar yang memikul amanah ilmu dan kejujuran kata. Sejarah akan selalu
mengingat di mana Al-Azhar, Arab dan Umat Islam telah kehilangan sosoknya dalam
ilmu dan pemikiran moderatnya dalam menyampaikan risalah Allah, membela
toleransi dan moderasi Islam, meninggikan kedudukannya, kemudian membantah
semua syubhat tentangnya. Karangan-karangannya yang penuh dengan ilmu, hikmah
dan pengetahuan, sumbangsihnya yang besar dalam memperkaya pemikiran Islam,
yang telah memenuhi dunia dan meliputi semua persoalan pemikiran umum
kontemporer, juga ceramah-ceramahnya yang memberi manfaat kepada ribuan penuntut
ilmu di dunia Islam telah menjadi saksi atas hal itu.”
Berbagai pengakuan ulama dan
pemikir besar Islam telah kita dengar dalam perayaan 80 tahun Dr. Muhammad
Imarah yang diadakan oleh Pusat Media Arab dan Majalah Al-Risalah di aula utama
gedung Aliansi Pers, Kairo (2/9/2010), dengan tema: “Muhammad Imarah..
Pemikir Moderasi dan Reformasi”. Berikut saya kutipkan beberapa di
antaranya:
Thariq Al-Bisyri, seorang
sejarawan dan intelektual terkemuka Mesir mengatakan: “Muhammad Imarah
pembuktiannya berada di tangannya berupa berbagai penelitian yang telah
ditulisnya. Dia melewati semua kesulitan dan menaiki semua rintangan. Dia
adalah contoh prestasi dalam menggabungkan metode akhlak dengan metode ilmiah.
Penelitian Muhammad Imarah tidak bisa dicapai kecuali dilakukan oleh lembaga,
yayasan dan banyak orang berkompeten. Dia seorang senilai sebuah lembaga
penelitian.”
Dr. Hasan Al-Syafi’i, anggota
Akademi Bahasa Arab dan Profesor Filsafat Islam di Universitas Al-Azhar dan
Universitas Kairo, berkata: “Dr. Muhammad Imarah tidak butuh penerangan
siapa dia, bahkan mungkin sudah letih dengan itu, karena ia telah menempati
wilayah yang sangat luas dalam kajian ilmu pengetahuan Arab kontemporer berupa
buku-buku dan artikel-artikel penting. Saya meyakini bahwa persoalan utama
Imarah adalah tentang kebangkitan. Ini menjadi titik fokus utama bagi semua
karya intelektualnya. Dia bukan hanya seorang peneliti, tapi dia ikut serta di
dalamnya… Yang saya tekankan adalah bahwa Imarah dulu dan selamanya adalah
Azhari sampai ke tuluang sumsum. Selalu saya tegaskan bahwa mencintai Imarah
pertama dan terakhir adalah Al-Azhar itu sendiri, dan dia ketika berdialog
menanggapi suatu persoalan seolah dia adalah Muhammad Abduh.”
Dr. Abdul Halim Uwais, Profesor
Sejarah dan Peradaban Islam, mengatakan: “Dr. Imarah itu seorang
ensiklopedis di era yang sudah langka orang yang demikian. Dia mengingatkan
kita kepada sejarah para ulama dan pemikir besar seperti Muhibbuddin Khatib dan
Muhammad Farid Wajdi. Dia mengabdi pada ilmu sepenuhnya, yang tampak pada
tulisan-tulisannya yang otentik dan kontemporer. Dia sangat akurat dalam
menggunakan dan menganalisis berbagai terminologi. Dia menggabungkan dalam
tulisannya antara nasionalisme, cinta negara dan Islam; persoalan yang telah kokoh dalam pemikirannya
sejak bergabung dengan aliran pemikiran Syekh Muhammad Al-Ghazali
Rahimahullah.”
Dalam kesempatan yang sama Syeikh
Yusuf Al-Qaradhawi, ketua Persatuan Ulama Islam Internasional, mengatakan bahwa
Dr. Imarah adalah salah satu puncak tertinggi di antara puncak-puncak Islam,
seseorang yang dipersiapkan untuk membela agama Allah. Beliau juga
menggambarkan bahwa Dr. Imarah adalah salah satu pembaharu Islam yang muncul
setiap 100 tahun, yang mengembalikan Islam kepada kemurnian ajarannya dan membersihkan
semua penyimpangan dan syubhat yang melekat kepadanya. Beliau juga menambahkan:
“Ketika saya ingin menulis tentang Muhammad Imarah saya tenggelam dalam
lautan Dr. Imarah dan saya tidak mampu menulis.. Saya bingung menulis tentang
apa.. Tentang Imarah seorang da’i, seorang peneliti objektif, seorang penulis..
Imarah, Anda akan capek sendiri menulis tentangnya.. Apakah saya menulis
tentangnya sebagai pembicara, penulis atau sastrawan yang memiliki gaya
tersendiri.”
Namun Alhamdulillah buku Syekh
Yusuf Al-Qaradhawi tentang Dr. Muhammad Imarah itu terbit juga dengan judul “Duktur
Muhammad Imarah: Al-Haris Al-Yaqizhu Al-Murabithu ‘Ala Tsughur Al-Islam”, atau
“Dr. Muhammad Imarah: Sang Penjaga yang Selalu Waspada yang Berada di Depan
Celah-celah Agama Islam.” Yang terbit tahun 2015 lalu, cetakan Dar
Al-Maqashid.
Semoga Dr. Muhammad Imarah
diberikan rahmat yang luas oleh Allah Swt. di tempat terbaik bersama
orang-orang terbaik dari umat ini. Semoga kita bersama termasuk orang-orang
yang bisa menghargai dan meneladani orang-orang yang telah berjasa bagi agama
ini. Amin…
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...