Umat Islam ila ayna?
Orang Islam seperti ketakutan dengan identitas diri. Entah mengapa umat ini menolak menjadikan Islam sebagai landasan bernegara dan persatuan sesamanya. Mengapa kita terbuai kemudian terjebak dengan hembusan2 nasionalisme. Tidak lah hembusan2 itu kecuali siasat negara2 penjajah untuk memecah belah persatuan Islam. Akibatnya kita tidak peduli bila negara Islam lain yang diserang dan dikuruskan sumber dayanya oleh penjajah. Sebaliknya kita bisa bertengkar sesama kita hanya karena perebutan warisan budaya.
Ketika umat Islam menganggap agama sebagai suatu yang kuno dan ketinggalan zaman untuk dijadikan landasan bernegara, coba lihat Israel yang dengan bangga menjadikan agamanya sebagai nama negaranya. Tidak lain tidak bukan itu adalah simbol persatuan seluruh yahudi dunia. Mereka menggalang persatuan disana dengan mendatangkan penduduk dan arus dana yang besar. Mereka lepaskan semua nasionalisme mereka, bersatu dan berjuang menegakkan Israel Raya. Mereka kibarkan bendera dengan seruan, wahai putra2 Israel bangkit dan bersatulah di bawah panji2 bapakmu. Lalu kita umat Islam ini putra siapa?
Lihat bagaimana ketika suatu bangsa kokoh dengan ideologi, keyakinan dan identitas diri. Mereka mampu berdiri walau dikelilingi musuh. Bahkan tanah yang mereka injak adalah rampasan dari penduduk aslinya. Rampasan yang lagi2 didasarkan kepada agama, bahwa tanah itu adalah tanah yang dijanjikan bagi mereka seperti yang termaktub di dalam Taurat. Rakyat Palestina terhinakan oleh penjajah sedangkan saudara2 muslim sekitarnya sibuk dengan hawa nafsu kekuasaan masing2, terjebak dalam buaian nasionalisme.
Aqidah dan agama adalah dasar dari perjuangan yahudi. Mereka bangga dengan semua itu dan tidak pernah takut untuk dikatakan kuno atau ketinggalan zaman. Sebaliknya umat Islam minder dengan aqidah dan agamanya. Umat Islam ila ayna???
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...