Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Urgensi Modal Menurut Pandangan Kapitalisme dan Syari’ah

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Masalah Dalam suasana ekonomi yang dirasa kurang memberikan keadilan kepada semua lapisan masyarakat ini, modal selalu menjadi factor terpenting dalam kegiatan ekonomi. Terlebih saat ini yang sedang merajalela di seantero dunia adalah system kapitalis. Sebuah system yang selalu memihak kepada pemilik modal. Siapa saja yang memiliki modal,   mampu membeli apapun, menindas siapapun. Hal ini telah menimbulkan kesenjangan social yang sangat jauh di tengah-tengah masyarakat. Kekayaan hanya berpusat kepada segelintir orang yang mempunyai modal besar. Selebihnya akan tersingkir, atau malah menjadikan korban, dihisap, dan diperalat untuk menggemukkan para pemodal yang dengan pongah menindih bahu-bahu manusia malang lainnya. Para pemilik modal selalu bisa memanfaatkan kelebihannya untuk memberik a n manfaat sebesar-besarnya untuk dirinya pribadi. Para pemilik modal berkuasa menetapkan jumlah gaji para pekerja se...

Bisnis Satu Cabang Jihad

Gambar
Judul:   BISNIS satu cabang JIHAD Penulis: Muhammad Ali Haji Hasyim Penerbit: Pustaka Al-Kautsar Cetakan Pertama: Desember 2005 Tebal: xx + 292 halaman Perubahan yang sangat cepat telah membuat umat Islam semakin terdesak oleh Negara-negara maju. Bahkan umat Islam dinilai jauh tertinggal dalam modernisasi dibandingkan umat non-Islam, khususnya Barat yang mayoritasnya Kristen. Umat Islam pun telah dicap gagal membangun ekonomi dan kehidupan   yang lebih baik. Lepas dari semua perbedaan pendapat tentang ini, tentunya umat Islam tidak boleh tinggal diam.   Di sisi lain, gambaran dan persepsi bisnis yang rakus, serakah, penuh intrik dan tipu daya, anti nilai dan ajaran islam, membuat banyak melayu-muslim yang didik dengan nilai luhur dan penuh tenggang rasa tidak berpikir untuk berbisnis, malah cenderung menjauhinya. Akibatnya, mereka gagal menjadikan Rasulullah SAW sebagai pedoman dalam kehidupan ekonomi. Padahal Islam telah menerangkan bagaimana petu...

Komentar via Facebook

Tulisan Baru