KEBANGKITAN EKONOMI ISLAM DENGAN SPIRIT HIJRAH
Hijrah secara bahasa adalah pindah, dan secara istilah adalah perpindahan kaum muslimin dari Makah ke Madinah. Tapi secara garis besar dapat kita simpulkan hijrah adalah perpindahan dari sesuatu yang buruk, sesuatu yang akan menghambat dakwah Islam ke sesuatu yang baik yaitu kemuliaan dan kejayaan Islam. Atau bisa juga diartikan perpindahan dari lingkungan dan sistem jahiliyah ke lingkungan dan sistem Islam yang sempurna.
Sebelum kaum muhajirin hijrah ke Madinah, umat Islam di Makah berada dalam posisi yang lemah, sebagai masyarakat kelas dua mereka tidak mendapatkan hak-hak mereka sepenuhnya, seperti beribadah, berdakwah , berusaha, bergaul dan ketenangan hidup. Mereka malah selalu mendapat siksa yang semakin hari semakin berat. Tidak ada jalan lain untuk mempertahankan Aqidah Islamiyyah selain berhijrah, sehingga Allah memerintahkan umatnya untuk berhijrah.
Di Madinah Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan bantuan kaum Anshar yang tulus dan ikhlas umat Islam membangun sebuah peradaban tanpa tanding, yaitu peradaban Islam. Berdasarkarkan Alqur’an dan petunjuk Nabi SAW, umat Islam membangun sebuah Negara yang solid, menyusun sistem hukum pemerintahan yang adil walaupun terhadap bangsa yahudi minoritas, pencapaian tingkat ilmu pengetahuan yang luar biasa dan mengembangkan sistem ekonomi yang adil tanpa cacat.
Kebangkitan Islam dengan pandangan hidup baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW mengalami penyebaran yang cepat dibawah kekhalifahan bani Umayyah, dan kemudian Abbasiah dari abad ke-6 hingga abad ke-15 M. Pada zaman inilah Abad Kegelapan dan Abad pertengahan Barat berada, dan kristen pada masa itu tersebar dipinggiran dunia Islam. Pandangan hidup Islam perlahan-lahan termanifestasi ke dalam kegiatan-kegiatan intelektual dan keilmuan. Sebagai hasilnya, dapat disaksikan ketika Muslim menaklukkan Spanyol dan daerah lain. Kawasan ini kemudian menjadi daerah yang paling cerah dan menjadi kehidupan kultural yang paling dinamis dalam peta kebudayaan kristen di Barat.
Islam sarat dengan nilai-nilai utama ynag mampu membebaskan otak dari belenggu kejumudan berfikir. Terlalu banyak ayat dan hadist-hadist yang menyuruh manusia untuk selalu membaca dan belajar. Hal ini sejalan dengan tugas kekhalifahan manusia di muka bumi yang diamanahkan oleh Allah.
Seiring berjalannya waktu, saat ini umat manusia telah mencapai tingkat peradabannya yang sangat tinggi. Kemajuan-kemajuan ekonomi, teknologi, dan budaya telah berhasil menjadikan umat manusia mampu menaklukkan alam sekitarnya.
Kebangkitan ilmu pengetahuan telah menjalankan perannya dengan sangat signifikan bersamaan dengan renaissances pada abad ke enam belas, serta mencapai puncaknya pada masa abad ke delapan belas. Dengan penuh kreatifitas umat manusia terus menggeliat maju. Pencapaian-pencapaian luar biasa dalam bidang sains dan teknologi adalah bukti konkret bagi kemajuan ini.
Akan tetapi, banyak umat manusia yang tidak sadar bahwa mereka sudah berada di tepi jurang kehancuran. Pencapaian ilmu pengetahuan, budaya, dan produk materil telah membuat manusia menjadi sombong. Mereka berpikir bahwa mereka mampu mandiri mengontrol kehidupan, Manusia tidak lagi membutuhkan wahyu karena memiliki otak yang juga bisa merancang dan mengolah. Mereka tidak sadar sistem yang mereka bangun dengan penuh keangkuhan itu telah mengalami kebangkrutan “nilai-nilai” yang sangat parah. Hal ini telah mengantarkan umat manusia kembali ke pintu gerbang kejahilihan dengan wajah modern.
Hal ini tampak amat jelas di dalam dunia Barat. Bukan karena Barat telah bangkrut secara materi atau melemah dari segi kekuatan ekonomi (walaupun sudah mulai terlihat) dan militer, melainkan karena sistem Barat telah berakhir perannya, karena ia tidak lagi memiliki kekayaan “nilai-nilai”. Sistem kapitalis telah gagal memberikan keamanan, keadilan dan kenyamanan hidup bagi penduduknya. Hal ini karena sistem kapitalis memberikan kebebasan tanpa batas bagi pemeluknya, sehingga hawa nafsu menjadi raja dan penguasa bagi semua tindakan. Maka yang kuat menindas yang lemah, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Demikian juga halnya yang terjadi di Blok Timur sendiri. Teori-teori sistem sosial telah mengalami kegagalan yang sangat jelas. Sekarang sosialisme hanya terbatas kepada konsep Negara dan perangkat pendukungnya. Ajaran-ajaran sosialisme sudah tidak relevan untuk dijalankan, malah kalau tetap dijalankan hanya akan membawa kepada kemunduran pemikiran dan keterbelakangan. Hal ini karena memang sistem ini bertentangan dengan fitrah manusia.
Kita lihat sistem ekonomi yang yang dianut kebanyakan Negara termasuk Negara-negara Islam, dengan sikap introvert mereka memuja-muja sistem kapitalis barat dan meninggalkan sekaligus melupakan sistem yang jauh lebih sempurna yang ada bersama mereka. Mengapa masyarakat Barat yang telah terkenal dengan kebobrokan moral malah dijadikan teladan, dan malah dianggap maju? Benar mereka maju dalam hal teknologi dan sains, tapi mereka telah mundur sangat jauh dari segi moral menuju kebinatangan. Sistem ekonomi liberal yang dipenuhi praktek riba malah dianggap baik. Padahal riba hanya akan membawa kepada kehancuran, kalau tidak, lalu mengapa Yahudi melarang melakukan praktek riba sesama mereka? Untung saja disaat krisis ekonomi telah melanda dunia, banyak orang yang sadar betapa sempurnanya sistem ekonomi Islam, sehingga mulai diterapkan. Tentu saja sesuatu yang berasal dari Pencipta manusia lebih baik, dan harus disadari ini bukan hanya dalam hal ekonomi, melainkan semua segi kehidupan yang telah ditetapkan oleh Islam.
Semua sistem ekonomi yang bertentangan dengan Islam adalah jahiliyah. Mulai dari sistem riba yang masih berlaku hingga saat ini, sampai ke berbagai macam metode ekonomi di berbagai negara, seperti kapitalisme, komunisme, dan facisme.
Kapitalisme adalah sistem yang memberikan kebebasan tak terbatas kepada individu dalam pemanfaatan sumber ekonominya. Karena faktor lingkungan sistem kapitalis, setiap orang menjadi egois. Setiap orang berlomba-lomba menumpuk kekayaan, mendirikan asuransi jaminan hari tua atau asuransi kecelakaan, karena ia tau tak akan ada yang akan menolongnya nanti bila ia bangkrut atau telah tua. Sistem ini menyebabkan manusia berusaha menjatuhkan dan menindas manusia lainnya. Perhatikanlah nasib mereka yang bernasib malang, diperlakukan seperti binatang dengan upah rendah. Kalau bukan begitu mereka tentu akan kelaparan dan tak akan sanggup membeli pakaian untuk penutup tubuh.
Riba itu ada 2 macam, yaitu riba nasi’ah dan riba fadl. Sistem riba ini masih berlaku hingga saat ini, seperti rentenir dan kurs bunga. Sistem ini telah terbukti membawa kehancuran ekonomi di tengah masyarakat, karena sistem ini hanya menjurus kepada penggemukan beberapa gelintir orang yang menghisap darah mayoritas. Ketidak efisienan yang ditimbulkan dengan cara ini merendahkan kualitas dan standar produksi dari para peminjam modal,dan pada akhirnya menimbulkan kehancuran total bangsa beserta para penghisap darah tadi. Bahkan Adam Smith, sang penggagas sistem ekonomi kapitalis, menyisipkan catatan juga bahwa dunia yang paling baik adalah dunia tanpa “bunga”. Dalam bukunya, The Wealth of Nation, dia mengakui adanya sistem ekonomi yang sukses membawa masyarakat pada kemakmuran, yaitu perekonomian di era masyarakat madani pada abd ke 6 M silam.
Komunisme menerapkan konsep pemerasan terhadap sunber-sumber keuangan dari tangan individu. Individu tidak diperbolehkan memiliki sumber-sumber kehidupan dan menyerahkan kepada kelompok. Lalu kelompoklah yang mendistribusikan sumber-sumber kehidupan ini. Kalau tidak melihat dengan teliti sistem ini bisa kelihatan baik, Tapi yang sebenarnya terjadi adalah dictatorship yang menjadikan rakyat sapi perasan bagi kepentingan satu kelompok tertentu. Hal ini telah keluar dari fitrah, selanjutnya muncul dekadensi moral dan dekadensi pemikiran.
Facisme atau Nazisme yang disebut dengan “Sosialisme Nasional” membolehkan individu memiliki sumber kehidupan, tapi untuk kepentingan umum pemerintah mengawasinya dengan ketat. Mereka telah keterlaluan dalam hal ini sehingga menimbulkan akibat yang sama dengan Komunisme. Sudah jelas bahwa negara yang memiliki tenaga pemaksa luar biasa seperti ini akan mempunyai rakyat tertindas yang tidak berbuat apa-apa. Tidak mustahil kalau kepatuhan rakyat seperti kepatuhan rakyat yang tidak mempunyai kemauan besar.
Prinsip ekonomi Islam adalah perbaikan sosial di tengah masyarakat, dari hukum sipil, norma-norma moral, sampai ke kesucian hati, sehingga kejahatan dan ketidakberesan dapat dicegah.
Sebagai contoh dapat dilihat dari kaedah-kaedah pendistribusian kekayaan seperti zakat, firman Allah,
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (at-Taubah:60)
Setiap orang bebas bergerak untuk mendapatkan kebutuhan hidup. Setiap orang boleh memiliki kekayaan yang berbeda-beda sesuai kemampuan dan bakatnya. Dan Islam melarang iri dengki, firman Allah,
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (an-Nisaa:32)
Kemudian Islam menetapkan hukum yang melarang kikir yang menyebabkan permusuhan antar individu,
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang Telah diberikan-Nya kepada mereka. dan kami Telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (an-Nisa:36-37)
Lalu perhatikan bagaimana Islam menghancurkan tulang punggung lintah darat...
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (al-Baqarah:275)
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (al-Baqarah:276)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqarah:277)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (al-Baqarah:278)
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (al-Baqarah:279)
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (al-Baqarah:280)
Islam adalah kekayaan yang tidak dimiliki oleh umat manusia, karena ia bukan “produk” pemikiran manusia, bukan bagian peradaban Barat, juga bukan hasil kejeniusan Eropa, baik Barat maupun Timur. Islam tanpa diragukan lagi memiliki sesuatu yang baru, yang serius, dan sempurna, sesuatu yang tidak diketahui oleh umat manusia dan tidak pula mereka dapat memproduksinya, karena Islam diciptakan dan diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Allah berfirman,
“Dan dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”(Q.S. Az-Zukhruf: 84)
ِ“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”. (Q.S. Al- Maidah: 50)
Lihat betapa sempurnanya Islam, sebuah agama yang bersifat universal yang telah mengantarkan peradaban manusia ke.tingkat yang sangat tinggi. Memasuki tahun baru hijriyah, mari kembali kita bangkitkan semangat hijrah itu, semangat membangkitkan dan membangun peradaban Islam.
Ekonomi Islam adalah salah satu cabang yang harus terus digiatkan dan dikembangkan. Karena sebuah Negara tidak akan kuat bila ekonominya lemah, dia tidak akan bisa mengatur dirinya sendiri jika masih bergantung kepada yang lain. Dengan prinsip-prinsip Islam di atas, ekonomi Islam mampu memberikan jaminan kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik. Dan hal ini telah terbukti dengan ketahanan perekonomian Islam terhadap krisis ekonomi yang terjadi. Maka menjadi tugas kitalah, sebagai pembela penegak ekonomi Islam, untuk terus mengawal kebangkitan peradaban Islam bersamaan dengan kebangkitan sistem ekonomi yang sesuai dengan Sang Pencipta Pengatur manusia untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Islam sangat pesat. Ekonomi Islam telah berevolusi dengan baik sesuai dengan perkembangan bentuk kegiatan ekonomi dunia seperti, bank syari’ah, asuransi syari’ah, MLM syari’ah lengkap dengan berbagai fitur layanan yang sesuai dengan syari’at Islam, artinya bebas dari riba, maysir, ighra’, gharar, dan dharar. Ekonomi Islam telah menampakkan kesuksesannya untuk survive dalam krisis yang melanda perekonomian dalam 15 tahun belakangan, bahkan terus menampakkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun ketahun. Lalu tunggu apalagi, mari berhijrah dari kejahiliyahan ke kemuliaan islam, dari ekonomi merusak ke ekonomi penuh rahmat!!!
Sebelum kaum muhajirin hijrah ke Madinah, umat Islam di Makah berada dalam posisi yang lemah, sebagai masyarakat kelas dua mereka tidak mendapatkan hak-hak mereka sepenuhnya, seperti beribadah, berdakwah , berusaha, bergaul dan ketenangan hidup. Mereka malah selalu mendapat siksa yang semakin hari semakin berat. Tidak ada jalan lain untuk mempertahankan Aqidah Islamiyyah selain berhijrah, sehingga Allah memerintahkan umatnya untuk berhijrah.
Di Madinah Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan bantuan kaum Anshar yang tulus dan ikhlas umat Islam membangun sebuah peradaban tanpa tanding, yaitu peradaban Islam. Berdasarkarkan Alqur’an dan petunjuk Nabi SAW, umat Islam membangun sebuah Negara yang solid, menyusun sistem hukum pemerintahan yang adil walaupun terhadap bangsa yahudi minoritas, pencapaian tingkat ilmu pengetahuan yang luar biasa dan mengembangkan sistem ekonomi yang adil tanpa cacat.
Kebangkitan Islam dengan pandangan hidup baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW mengalami penyebaran yang cepat dibawah kekhalifahan bani Umayyah, dan kemudian Abbasiah dari abad ke-6 hingga abad ke-15 M. Pada zaman inilah Abad Kegelapan dan Abad pertengahan Barat berada, dan kristen pada masa itu tersebar dipinggiran dunia Islam. Pandangan hidup Islam perlahan-lahan termanifestasi ke dalam kegiatan-kegiatan intelektual dan keilmuan. Sebagai hasilnya, dapat disaksikan ketika Muslim menaklukkan Spanyol dan daerah lain. Kawasan ini kemudian menjadi daerah yang paling cerah dan menjadi kehidupan kultural yang paling dinamis dalam peta kebudayaan kristen di Barat.
Islam sarat dengan nilai-nilai utama ynag mampu membebaskan otak dari belenggu kejumudan berfikir. Terlalu banyak ayat dan hadist-hadist yang menyuruh manusia untuk selalu membaca dan belajar. Hal ini sejalan dengan tugas kekhalifahan manusia di muka bumi yang diamanahkan oleh Allah.
Seiring berjalannya waktu, saat ini umat manusia telah mencapai tingkat peradabannya yang sangat tinggi. Kemajuan-kemajuan ekonomi, teknologi, dan budaya telah berhasil menjadikan umat manusia mampu menaklukkan alam sekitarnya.
Kebangkitan ilmu pengetahuan telah menjalankan perannya dengan sangat signifikan bersamaan dengan renaissances pada abad ke enam belas, serta mencapai puncaknya pada masa abad ke delapan belas. Dengan penuh kreatifitas umat manusia terus menggeliat maju. Pencapaian-pencapaian luar biasa dalam bidang sains dan teknologi adalah bukti konkret bagi kemajuan ini.
Akan tetapi, banyak umat manusia yang tidak sadar bahwa mereka sudah berada di tepi jurang kehancuran. Pencapaian ilmu pengetahuan, budaya, dan produk materil telah membuat manusia menjadi sombong. Mereka berpikir bahwa mereka mampu mandiri mengontrol kehidupan, Manusia tidak lagi membutuhkan wahyu karena memiliki otak yang juga bisa merancang dan mengolah. Mereka tidak sadar sistem yang mereka bangun dengan penuh keangkuhan itu telah mengalami kebangkrutan “nilai-nilai” yang sangat parah. Hal ini telah mengantarkan umat manusia kembali ke pintu gerbang kejahilihan dengan wajah modern.
Hal ini tampak amat jelas di dalam dunia Barat. Bukan karena Barat telah bangkrut secara materi atau melemah dari segi kekuatan ekonomi (walaupun sudah mulai terlihat) dan militer, melainkan karena sistem Barat telah berakhir perannya, karena ia tidak lagi memiliki kekayaan “nilai-nilai”. Sistem kapitalis telah gagal memberikan keamanan, keadilan dan kenyamanan hidup bagi penduduknya. Hal ini karena sistem kapitalis memberikan kebebasan tanpa batas bagi pemeluknya, sehingga hawa nafsu menjadi raja dan penguasa bagi semua tindakan. Maka yang kuat menindas yang lemah, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Demikian juga halnya yang terjadi di Blok Timur sendiri. Teori-teori sistem sosial telah mengalami kegagalan yang sangat jelas. Sekarang sosialisme hanya terbatas kepada konsep Negara dan perangkat pendukungnya. Ajaran-ajaran sosialisme sudah tidak relevan untuk dijalankan, malah kalau tetap dijalankan hanya akan membawa kepada kemunduran pemikiran dan keterbelakangan. Hal ini karena memang sistem ini bertentangan dengan fitrah manusia.
Kita lihat sistem ekonomi yang yang dianut kebanyakan Negara termasuk Negara-negara Islam, dengan sikap introvert mereka memuja-muja sistem kapitalis barat dan meninggalkan sekaligus melupakan sistem yang jauh lebih sempurna yang ada bersama mereka. Mengapa masyarakat Barat yang telah terkenal dengan kebobrokan moral malah dijadikan teladan, dan malah dianggap maju? Benar mereka maju dalam hal teknologi dan sains, tapi mereka telah mundur sangat jauh dari segi moral menuju kebinatangan. Sistem ekonomi liberal yang dipenuhi praktek riba malah dianggap baik. Padahal riba hanya akan membawa kepada kehancuran, kalau tidak, lalu mengapa Yahudi melarang melakukan praktek riba sesama mereka? Untung saja disaat krisis ekonomi telah melanda dunia, banyak orang yang sadar betapa sempurnanya sistem ekonomi Islam, sehingga mulai diterapkan. Tentu saja sesuatu yang berasal dari Pencipta manusia lebih baik, dan harus disadari ini bukan hanya dalam hal ekonomi, melainkan semua segi kehidupan yang telah ditetapkan oleh Islam.
Semua sistem ekonomi yang bertentangan dengan Islam adalah jahiliyah. Mulai dari sistem riba yang masih berlaku hingga saat ini, sampai ke berbagai macam metode ekonomi di berbagai negara, seperti kapitalisme, komunisme, dan facisme.
Kapitalisme adalah sistem yang memberikan kebebasan tak terbatas kepada individu dalam pemanfaatan sumber ekonominya. Karena faktor lingkungan sistem kapitalis, setiap orang menjadi egois. Setiap orang berlomba-lomba menumpuk kekayaan, mendirikan asuransi jaminan hari tua atau asuransi kecelakaan, karena ia tau tak akan ada yang akan menolongnya nanti bila ia bangkrut atau telah tua. Sistem ini menyebabkan manusia berusaha menjatuhkan dan menindas manusia lainnya. Perhatikanlah nasib mereka yang bernasib malang, diperlakukan seperti binatang dengan upah rendah. Kalau bukan begitu mereka tentu akan kelaparan dan tak akan sanggup membeli pakaian untuk penutup tubuh.
Riba itu ada 2 macam, yaitu riba nasi’ah dan riba fadl. Sistem riba ini masih berlaku hingga saat ini, seperti rentenir dan kurs bunga. Sistem ini telah terbukti membawa kehancuran ekonomi di tengah masyarakat, karena sistem ini hanya menjurus kepada penggemukan beberapa gelintir orang yang menghisap darah mayoritas. Ketidak efisienan yang ditimbulkan dengan cara ini merendahkan kualitas dan standar produksi dari para peminjam modal,dan pada akhirnya menimbulkan kehancuran total bangsa beserta para penghisap darah tadi. Bahkan Adam Smith, sang penggagas sistem ekonomi kapitalis, menyisipkan catatan juga bahwa dunia yang paling baik adalah dunia tanpa “bunga”. Dalam bukunya, The Wealth of Nation, dia mengakui adanya sistem ekonomi yang sukses membawa masyarakat pada kemakmuran, yaitu perekonomian di era masyarakat madani pada abd ke 6 M silam.
Komunisme menerapkan konsep pemerasan terhadap sunber-sumber keuangan dari tangan individu. Individu tidak diperbolehkan memiliki sumber-sumber kehidupan dan menyerahkan kepada kelompok. Lalu kelompoklah yang mendistribusikan sumber-sumber kehidupan ini. Kalau tidak melihat dengan teliti sistem ini bisa kelihatan baik, Tapi yang sebenarnya terjadi adalah dictatorship yang menjadikan rakyat sapi perasan bagi kepentingan satu kelompok tertentu. Hal ini telah keluar dari fitrah, selanjutnya muncul dekadensi moral dan dekadensi pemikiran.
Facisme atau Nazisme yang disebut dengan “Sosialisme Nasional” membolehkan individu memiliki sumber kehidupan, tapi untuk kepentingan umum pemerintah mengawasinya dengan ketat. Mereka telah keterlaluan dalam hal ini sehingga menimbulkan akibat yang sama dengan Komunisme. Sudah jelas bahwa negara yang memiliki tenaga pemaksa luar biasa seperti ini akan mempunyai rakyat tertindas yang tidak berbuat apa-apa. Tidak mustahil kalau kepatuhan rakyat seperti kepatuhan rakyat yang tidak mempunyai kemauan besar.
Prinsip ekonomi Islam adalah perbaikan sosial di tengah masyarakat, dari hukum sipil, norma-norma moral, sampai ke kesucian hati, sehingga kejahatan dan ketidakberesan dapat dicegah.
Sebagai contoh dapat dilihat dari kaedah-kaedah pendistribusian kekayaan seperti zakat, firman Allah,
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (at-Taubah:60)
Setiap orang bebas bergerak untuk mendapatkan kebutuhan hidup. Setiap orang boleh memiliki kekayaan yang berbeda-beda sesuai kemampuan dan bakatnya. Dan Islam melarang iri dengki, firman Allah,
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (an-Nisaa:32)
Kemudian Islam menetapkan hukum yang melarang kikir yang menyebabkan permusuhan antar individu,
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang Telah diberikan-Nya kepada mereka. dan kami Telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. (an-Nisa:36-37)
Lalu perhatikan bagaimana Islam menghancurkan tulang punggung lintah darat...
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (al-Baqarah:275)
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (al-Baqarah:276)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (al-Baqarah:277)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (al-Baqarah:278)
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (al-Baqarah:279)
Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (al-Baqarah:280)
Islam adalah kekayaan yang tidak dimiliki oleh umat manusia, karena ia bukan “produk” pemikiran manusia, bukan bagian peradaban Barat, juga bukan hasil kejeniusan Eropa, baik Barat maupun Timur. Islam tanpa diragukan lagi memiliki sesuatu yang baru, yang serius, dan sempurna, sesuatu yang tidak diketahui oleh umat manusia dan tidak pula mereka dapat memproduksinya, karena Islam diciptakan dan diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Allah berfirman,
“Dan dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dia-lah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”(Q.S. Az-Zukhruf: 84)
ِ“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?”. (Q.S. Al- Maidah: 50)
Lihat betapa sempurnanya Islam, sebuah agama yang bersifat universal yang telah mengantarkan peradaban manusia ke.tingkat yang sangat tinggi. Memasuki tahun baru hijriyah, mari kembali kita bangkitkan semangat hijrah itu, semangat membangkitkan dan membangun peradaban Islam.
Ekonomi Islam adalah salah satu cabang yang harus terus digiatkan dan dikembangkan. Karena sebuah Negara tidak akan kuat bila ekonominya lemah, dia tidak akan bisa mengatur dirinya sendiri jika masih bergantung kepada yang lain. Dengan prinsip-prinsip Islam di atas, ekonomi Islam mampu memberikan jaminan kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik. Dan hal ini telah terbukti dengan ketahanan perekonomian Islam terhadap krisis ekonomi yang terjadi. Maka menjadi tugas kitalah, sebagai pembela penegak ekonomi Islam, untuk terus mengawal kebangkitan peradaban Islam bersamaan dengan kebangkitan sistem ekonomi yang sesuai dengan Sang Pencipta Pengatur manusia untuk kebaikan manusia itu sendiri.
Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Islam sangat pesat. Ekonomi Islam telah berevolusi dengan baik sesuai dengan perkembangan bentuk kegiatan ekonomi dunia seperti, bank syari’ah, asuransi syari’ah, MLM syari’ah lengkap dengan berbagai fitur layanan yang sesuai dengan syari’at Islam, artinya bebas dari riba, maysir, ighra’, gharar, dan dharar. Ekonomi Islam telah menampakkan kesuksesannya untuk survive dalam krisis yang melanda perekonomian dalam 15 tahun belakangan, bahkan terus menampakkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun ketahun. Lalu tunggu apalagi, mari berhijrah dari kejahiliyahan ke kemuliaan islam, dari ekonomi merusak ke ekonomi penuh rahmat!!!
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
BalasHapus