Spirit Ekonomi dalam Bahasa Al-Qur'an
Menarik ketika kita bertadabbur Al-Qur’an, tampak bahwa perdagangan menempati posisi penting dalam kehidupan manusia. Manusia, pada hakikatnya, sedang berdagang dengan Allah—menukar amal dengan ganjaran, menimbang niat dan perbuatan di “pasar” dunia untuk memperoleh keuntungan di akhirat. Ada yang beruntung karena dagangannya diterima, dan ada pula yang merugi karena menukar kebenaran dengan kesia-siaan. Nabi ﷺ bahkan menyebut bahwa salah satu penghasilan terbaik adalah bay‘ mabrūr—perniagaan yang jujur dan diberkahi. Kenyataan bahwa Al-Qur’an pertama kali diamanatkan kepada masyarakat yang hidup dari perdagangan tampak jelas dalam bahasa dan gagasan kitab suci itu sendiri. Mekah, kota kelahiran Islam, adalah simpul ekonomi antara Syam dan Yaman, dan bangsa Quraisy dikenal sebagai pengelola kafilah besar yang membawa barang dagangan lintas negeri. Dalam Surah Quraisy (106:2), Allah mengingatkan nikmat perjalanan musim dingin dan musim panas—simbol kemakmuran dan dinamika so...