Keimanan di dalam Islam adalah hasil dari logika rasional, bukan doktrin warisan..


Suatu hari saya pernah berdebat sengit dengan adik saya. Dia bersikeras bahwa kita tidak mungkin berdebat dengan orang yang tidak percaya kepada Al-Qur`an dengan menggunakan ayat2 Al-Qur`an. Kita harus main logika, pakai ilmu mantiq, ilmu kalam, filsafat, dll. Lalu saya katakan bahwa Al-Qur`an ini dipenuhi dengan dalil logika. Agama kita ini adalah agama yang memuliakan akal dan ilmu. Semua ajarannya debatable. Kalau Al-Qur`an hanya berisi dogma dan doktrin yang hanya akan diyakini oleh umat Islam dengan taklid buta lewat warisan tradisi, maka tidak mungkin dia akan menantang semua kekafiran dan kemusyrikan. Al-Qur`an banyak berisi pertanyaan dan tantangan yang semuanya itu mengarahkan manusia untuk berpikir dan menggunakan karunia akal yang dimilikinya, bukan untuk taklid kepada warisan!
Karena kebetulan ada kasus Afi yang mengatakan bahwa beragama ini cuma warisan, saya rasa ini kesempatan untuk mengurakannya lebih lanjut. Semoga bermanfaat bagi adik saya.
Setelah melihat berbagai tanggapan terhadap tulisan Afi, saya tidak menyalahkan dia yang mengatakan ada kegagalan berpikir disini. Karena memang kenyataannya mereka tidak menghadirkan logika Al-Qur`an. Mereka berdalil dengan ayat2 seperti:
  ﴿إن الدين عند الله الإسلام﴾
(Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam)
Atau:
﴿قل هو الله أحد﴾
(Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa)
Ayat2 seperti ini bukan dalil, tapi konklusi dari sederet pembuktian rasional. Ayat2 ini bukan dasar keimanan, tapi deklarasi yang mesti diucapkan oleh seorang yang beriman. Dan iman di dalam Islam bukan khurafat dan takhayul, tapi sebuah keyakinan yang terbangun di atas pondasi akal yang kuat!
Pembicaraan Al-Qur`an berkaitan kebenaran aqidah Islam berkisar seputar dua hal:
1.       Bahwa alam ini membutuhkan Allah sebagai Pencipta dan Pengaturnya.
2.       Bahwa Pencipta dan Pengatur itu Satu.
Inilah tauhid yang menjadi dasar agama Islam.
Untuk poin pertama terlalu banyak ayat Al-Qur`an yang menyuruh kita memperhatikan ciptaan2 Allah agar kita yakin bahwa semua itu diciptakan, dan bahwa semua itu ada yang mengaturnya.
Seperti air yang diturunkan dari langit, mengapa biji yang ditanam dan disiram air hujan ada yang tumbuh ada yang tidak, ada yang bagus dan subur dan ada yang jelek, ada yang panjang ada yang pendek? Siapa yang menentukan hal itu? Tanah?
Di dalam aliran darah ada jutaan sel darah merah dan putih, siap yang menciptakannya? Mereka katakan: sumsum tulang. Siapa yang menciptakan sumsum tulang? Apa sumsum tulang yang berpikir untuk mengatur semua itu? Maka engkau akan melihat betapa canggih system yang ada di dalam sumsum tulang ini. Lalu siapa yang mengatur system tersebut?
Ateisme adalah penyakit, bukan pemikiran. Orang berakalkah yang mengatakan bahwa Rahim ibu menciptakan gen2 anak? Menentukan laki2 atau perempuan? Rahimkah yang memiliki kecerdasan itu?
Semua dalil2 ini ada di dalam Al-Qur`an, dan masih banyak sekali lainnya yang berbicara tentang kekuasaan Allah. Semuanya adalah bukti keberadaan Allah. Ini bukan cara beraqidah orang awam sebagaimana dituduhkan sebagian orang. Ini cara beraqidah yang diajarkan Al-Qur`an. Semuanya berdasarkan bukti, bukan taqlid bukan warisan!
Itu poin pertama, sedangkan poin kedua menetapkan bahwa Pencipta itu hanya Satu. Sebab agama2 lain menyatakan bahwa Tuhan itu ada banyak. Ada yang mereka namakan sekutu, perantara bahkan anak! Mereka meyakini bahwa tuhan2 ini akan membela mereka di hadapan Tuhan Besar. Lihat bagaimana Al-Qur`an meruntuhkan khayalan ini dengan Firman-Nya:
“Namun mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia (untuk disembah), padahal mereka (tuhan-tuhan itu) tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) bahaya terhadap dirinya dan tidak dapat (mendatangkan) manfaat serta tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.” (QS. Al-Furqan: 3)
Bagaimana mungkin menyembah sesuatu yang tidak bisa berbuat apa2, bahkan tidak bisa menyingkirkan lalat yang hinggap di atasnya? Apalagi akan mendatangkan manfaat dan mudharat, atau menghidupkan dan mematikan?
Lihat! Apa ini bukan dalil akal yang sangat logis sekali? Silahkan anda tidak beriman dengan Al-Qur`an, tapi coba bantah Al-Qur`an ini! Al-Qur`an sedang bertanya dan menantang anda!
Budha adalah seorang filsuf kuno. Dia berasal dari bumi. Ajarannya adalah buah pikirnya. Tidak pernah ada riwayat bahwa dia pernah ke langit. Anehnya dia dianggap tuhan! Selain itu banyak sekali berhala2 yang dituhankan di India dan Cina. Berhala2 itu disucikan dan disembah.
Coba perhatikan bagaimana Al-Qur`an meruntuhkan semua itu dalam Firman-Nya:
“Katakan: Terangkan (kepadaku) apa yang yang kalian sembah selain Allah, perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan dari bumi, atau adakah peran serta mereka dalam penciptaan langit? Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (Al-Qur`an) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu orang yang benar.”
Lagi-lagi ini dalil akal, bukan doktrin. Coba sebutkan satu2 apa yang diciptakan oleh Tuhan2 itu kalau mereka memang tuhan! Atau coba tunjukkan dalam kitab2 suci kalian bahwa tuhan2 kalian itu pernah menciptakan sesuatu!
“Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan2 selain Allah, tentu keduanya telah binasa.” (QS. Al-Anbiya`: 22)
“Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah: kemukakan alasan-alasanmu!” (QS. Al-Anbiya`: 24)
Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan2 itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Mukminun: 91)
Bayangkan saja kalau ada perang antar Tuhan, ini akan menjadi perang yang sangat dahsyat. Hancurlah apa yang ada di langit dan di bumi. Lalu setelah itu akan ada Tuhan yang kalah, apa mungkin yang kalah bisa dinamakan Tuhan sedangkan Tuhan mesti Maha Kuasa? Atau mungkinkah mereka berdamai dan bekerja sama? Tuhan kah yang bekerja sama? Tuhan Maha Berkehendak, Dia Melakukan apapun yang diinginkannya, tidak butuh pertolongan dan tidak akan ada yang mampu menghalanginya!
Ini semua dalil logika yang sangat kuat!
Aqidah Kristen juga perlu disinggung.
Sang anak dibunuh untuk menyenangkan hati Bapak yang meminta tebusan dari kesalahan Adam. Lalu yang dikorbankan adalah anak satu2nya! Kenapa? Apa hubungan Anak yang tidak bersalah ini dengan Adam? Kenapa Sang Bapak tidak senang kecuali dengan penumpahan darah? Jika Anak ini adalah Bapak itu sendiri (trinitas) bagaimana caranya ketika si anak mati si Bapak tetap hidup?
Umat Kristen menolak dikatakan punya banyak tuhan! Mereka katakan Tuhan kami satu. Jika engkau katakan kepada mereka bahwa kalian telah menjadikan Tuhan satu di antara yang tiga, mereka katakan: tidak, Dia itu adalah tiga sekaligus. Jika engkau tanyakan: apa wewenang ketuhanan terbagi tiga kepada masing2 tuhan? Mereka katakan: tidak, Tuhan Bapak, Anak dan Roh kudus masing2 adalah Tuhan tersendiri, meski demikian mereka tetap satu!!
“Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi. Bagaimana (mungkin) Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-An’am: 101)
Ini juga pertanyaan logika. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah milik-Nya, tunduk kepada kehendak-Nya, lalu mengapa Dia harus butuh kepada anak? Perasaan butuh kepada anak adalah perasaan makhluk yang ingin berkembang biak dan memiliki pewaris, sedangkan Allah kekal, Dia yang pertama dan Dia yang terakhir.
Lagipula yang namanya anak adalah hasil dari percampuran biologis. Ada gen2 Bapak dan Ibu yang diwarisinya. Apa Al-Masih memiliki gen Allah? Kalau hanya mendapatkan ruh semua makhluk hidup juga mendapatkannya. Kalau dia dilahirkan tanpa Bapak itu adalah bukti kekuasaan Allah. Sama sekali bukan berarti Allah butuh kepada anak, apalagi hanya untuk dikorbankan. Allah maha Pengampun, Dia tidak perlu mengorbankan anak-Nya untuk mengampuni dosa2 hamba-Nya.
Semua ajaran dalam aqidah Islam boleh diperdebatkan karena ada dalil rasionalnya di dalam Al-Qur`an. Aqidah bukan warisan. Lalu apa agama2 yang lain juga sama? Boleh diperdebatkan? Dengan begini agama manakah yang sekedar warisan di antara agama2 ini?
Nah ketika semua itu sudah terjawab barulah seorang muslim mendeklarasikan keimanannya dengan penuh keyakinan dan mengatakan:

“Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia!” (QS. Al-Ikhlas)

Komentar

Komentar via Facebook

Paling Sering Dikunjungi

Kebugaran Ulama di Era Digital: Muruah, Adat, dan Pergeseran Perspektif

Membongkar Narasi Sesat yang Menyasar Perlawanan Palestina

Krisis Wibawa Sang Pendidik: Ketika "Bukan Donatur Dilarang Ngatur" Bertemu Ruang Kelas

Tulisan Baru