Tajikistan dari Satu Sudut Pandang
Tajikistan yang kita kenal sebagai Negara pecahan Uni Soviet ternyata adalah Negara yang sebagian besar penduduknya adalah muslim. Hal ini tidak lepas dari sejarah, yang mana pernah tertulis bahwa daerah Asia Tengah merupakan salah satu pusat peradaban Islam. Sebut saja kota yang sangat kita kenal seperti Bukhara dan Samarkand.
Tapi apakah Tajikistan yang dibatasi oleh China di sebelah barat, Afganistan disebelah selatan, dan Uzbekistan dan Kyrgyztan di sebelah barat dan utara telah berubah akibat pendudukan rusia sejak 1860-an? Perlu juga kita ketahui, Tajikistan telah menjadi Negara persemakmuran Rusia sejak tahun 1929. Dan baru melepaskan diri dari kekuasaan Rusia pada tahun 1991. Rakyat Tajikistan melakukan perlawanan kepada President Rusia Michael Gorbachev dengan dibantu oleh partai Komunis pemerintah. Bagaimanakah imbas dari semua ini kepada rakyat Tajikistan? Bagaimanakah akidah mereka? Bagaimanakah kehidupan mereka?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kami telah berhasil mewawancarai salah satu mahasiswa berkebangsaan Tajikistan. Beliau ini mahasiswa Al-Azhar tingkat dua Fakultas Bahasa Arab. Nama lengkap beliau adalah Iskandarov Nuriddin, umur 25 tahun, dan telah berada di Mesir selama 4 tahun lebih.
Berikut kutipan wawancara kami dengan narasumber:
Yahya Ibarhim: Apakah saat ini Tajikistan berdiri sebagai Negara muslim?
Iskandarov Nuriddin: Tajikistan bukan Negara Islam. Artinya Negara tidak pernah memproklamirkan diri sebagai Negara Islam. System yang dipakai oleh Negara adalah Demokrasi. Dengan kata lain bisa kita sebut sekuler.
YI: Berapa persen jumlah penduduk muslim disana?
IN: Muslim adalah mayoritas disana. Tajikistan 99% adalah muslim. Baru satu persen lebihnya beragama masehi, yahudi, dan komunis.
YI: Bagaimana keadaan muslimin disana saat ini? Dalam keadaan amankah? Sejahterakah?
IN: Rakyat Tajikistan saat ini dalam tanda kutip "hidup dalam keadaan aman". Hanya saja rakyat dan pemerintah saat ini terlalu mabuk dengan Demokrasi. Rakyat sudah sangat jauh dari ajaran Islam. Mereka bebas berbuat apa saja, berkehendak apa saja. Tidak jauh bedalah dengan Mesir. Coba lihat setelah tsaurah. Bedakah tingkah laku mereka? Mampukah mereka bertingkah rapi dan teratur? Semua itu karena mereka telah jauh dari Islam walaupun negri ini dipenuhi oleh para ulama.
YI: Anda seperti punya maslah pribadi dengan orang Mesir? Ataukah ini memang penggambaran anda yang jujur tentang Mesir dan Negara anda?
IN: Tidak, tidak saya serius. Kita umat Islam memang telah terlalu jauh dari tuntunan Islam. Tidak hanya negri saya dan Mesir. Semua Negara yang berpenduduk muslim saya kira begitu. Kita terlalu banyak menuntut. Harus ini, harus itu. Bagaimana rakyat harus makmur, fasilitas lengkap, pelayanan sempurna, rakyat kaya dan bahagia. Kita lupa kepada kewajiban kita. Kita hanya ingat hak-hak kita. Kita lupa bagaimana seharusnya kita memberi dan bermanfaat bagi sesama. Tidak ada kontribusi untuk kemajuan dan keinginan yang diimpikan. Ingatlah selalu hadis Nabi, khairun nas anfa'uhum linnas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.
YI: Banyakkah masjid disana? Adakah disana sekolah-sekolah atau universitas-universitas Islam? Kenapa anda lebih memilih Mesir?
IN: Masjid di negri saya lumayan banyak. Hanya saja, kalau melihat jumlah penduduk masjid yang kami miliki tidak mencukupi. Masjid berjarak cukup jauh dan tidak ada di setiap tempat seperti di Mesir.
Kami tentu saja memiliki sekolah dan universitas Islam disana. Kenapa saya memilih Mesir mungkin anda bisa tanyakan ke diri anda. Saya kira kita punya jawaban yang sama.
Hanya saja memang saya akui, sekolah dan universitas di negri kami sangat rendah mutunya dibandingkan yang lain. Tidak hanya universitas Islam. Kami tidak mendapatkan ilmu kecuali hanya sedikit. Kesadaran masyarakat untuk berilmu sangat rendah. Di sekolah kami tidak belajar karena guru jarang hadir. Mereka hanya memberi ijazah. Mereka yang bergelar insinyur tidak bisa membangun gedung. Mereka yang bergelar dokter tidak mampu untuk mengobati ataupun penelitian obat.
YI: Apakah pencarian utama masyarakat di Tajikistan? Bertani ataukah perdagangan dan industry?
IN: Tajikistan adalah Negara dengan latar geografis pegunungan. Tidak ada tanah yang cocok untuk pertanian. Kami juga tidak memiliki pabrik atau rumah industry yang cukup. Bayangkan saja, kami adalah salah satu penghasil katun terbaik, tapi lihat rakyatnya hanya berpakaian nilon yang tipis.
Kebanyakan pemuda pergi merantau keluar negri. Belajar atau pun bekerja. Tapi kebanyakan memang bekerja. Mereka bekerja di Rusia sebagai kuli rendah. Tenaga kasar. Mereka membangun bangunan sebagai pekerja dengan gaji rendah. Itulah pemuda-pemuda kami. Yang sangat memprihatinkan adalah pengaruh dari budaya Rusia maupun Barat telah sangat merusak kepada pemuda-pemuda ini saat mereka kembali ke kampung halaman. Budaya bebas ini mereka bawa dan tularkan kepada masyarakat. Inilah yang sangat mengkhawatirkan saya.
YI: Bagaimanakah pemerintah disana? Adil atau zalimkah? Adakah demo-demo seperti di Mesir ini disana?
IN: Pemerintah tidak zalim, mereka memerintah sebagaimana demokrasi seharusnya. Hanya saja kesadaran masyarakat yang harus lebih dituntut untuk memajukan bangsanya. Mereka harus sadar saat ini dunia berlomba-lomba untuk maju. Demo sangat jarang terjadi kecuali pada masa revolusi dulu, 1991. Memang saat itu banyak yang terbunuh.
YI: Saya pernah dengar penghancuran masjid-masjid oleh pemerintah, bagaimana dengan hal itu?
IN: Itu karena mereka membangun rumah-rumah dan masjid-masjid tanpa izin. Pemerintah tidak inginkan itu. Pemerintah ingin semua teratur dan tersusun rapi.
YI: Kalau tidak salah 5 bulan yang lalu banyak mahasiswa Tajikistan yang dipaksa pulang pemerintah, apakah sebabnya?
IN: Pemerintah tidak menginginkan terlalu banyak mahasiswa yang belajar agama. Mereka disuruh belajar kedokteran dan teknologi. Menurut pemerintah Negara sangat kekurangan dalam hal itu.
YI: Terima kasih banyak saudara Nuriddin. Mungkin ini pertanyan terakhir dari saya. Setelah anda kembali ke Tajikistan, apa yang akan anda lakukan?
IN: Saya sangat ingin menterjemahkan buku-buku Arab disini ke bahasa Rusia. Saya ingin mereka tahu bagaimana Islam yang sesungguhnya dari segala sisi. Saya ingin mereka tahu bagaimana Islam dalam bermasyarakat, Islam dalam ekonomi, Islam dalam politik, dan segala macam kemajuan yang telah dicapai oleh Islam.
Itulah sekelumit wawancara kami dengan salah satu mahasiswa asal Tajikistan. Semoga hal ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang dunia Islam. Amin.
Komentar
Posting Komentar
Terima Kasih atas masukan dan pendapat anda, semoga bermanfaat...