Postingan

Apakah Perang Iran-Israel Nyata atau Pura-pura? Membedah Perang Proksi dan Perebutan Pengaruh di Timur Tengah

Gambar
Timur Tengah , sebuah kawasan yang kaya sumber daya dan sarat sejarah, telah lama menjadi panggung bagi perebutan pengaruh geopolitik . Lebih dari sekadar konflik internal, banyak dinamika di wilayah ini dapat dipahami melalui lensa "perang proksi" , di mana kekuatan-kekuatan besar bersaing melalui perantara lokal. Sejarah modern kawasan ini, khususnya sejak paruh kedua abad ke-20, adalah cerminan kompleksitas aliansi yang berubah, kepentingan strategis, dan dampak tak terduga dari intervensi asing. Pertanyaan mendasar yang sering muncul, terutama belakangan ini, adalah: apakah konflik antara Iran dan Israel itu nyata atau hanya sandiwara? Untuk menjawabnya, kita perlu menelaah akar mula perang proksi di kawasan dan evolusinya. 1. Akar Perang Proksi: Dari Perang Dingin hingga Kebangkitan Iran Untuk memahami lanskap proksi saat ini, kita harus mundur jauh ke belakang, bahkan sebelum konflik yang mendefinisikan kawasan pasca-Perang Dingin. Pada era Perang Dingin (1960-an h...

Pengukuhan Dominasi Iran: Sebuah Angin Segar bagi Perlawanan Palestina?

Gambar
Dalam narasi yang saya bangun, gencatan senjata Israel-Iran pada Juni 2025 bukanlah sekadar akhir dari sebuah konflik, melainkan validasi atas hegemoni subversif Iran di Timur Tengah. Pertanyaan krusial muncul: apakah pengukuhan dominasi Iran ini, yang saya pandang sebagai kemenangan, membawa dampak positif bagi perjuangan Palestina yang telah lama tertindas? Dari perspektif tertentu, jawabannya bisa jadi "ya," meskipun dengan nuansa yang kompleks. 1. Peningkatan Daya Tawar Poros Perlawanan Dominasi Iran yang semakin nyata berarti poros perlawanan yang didukungnya, termasuk kelompok-kelompok seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina, akan merasakan peningkatan daya tawar. Ketika Iran menunjukkan kemampuannya untuk menyerang langsung Israel dan memiliki program nuklir yang hampir mencapai ambang batas, hal ini secara tidak langsung memberikan legitimasi dan daya tgentar bagi sekutu-sekutu regionalnya. Dukungan Material dan Moral: Iran telah lama menjadi penyedia dukungan fin...

Iran: Hegemoni Subversif di Balik Gencatan Senjata yang Terselubung – Sebuah Analisis Geopolitik Terkini

Gambar
Pengumuman gencatan senjata total antara Israel dan Republik Islam Iran oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Juni 2025, bukanlah sekadar deklarasi damai biasa. Ini adalah epilog simbolis dari pergeseran tektonik kekuatan di Timur Tengah . Saya meyakini, ini menegaskan sebuah premis fundamental: Iran , melalui strategi hegemoni subversifnya , telah berhasil mengukuhkan posisi dominasinya di kawasan, mengubah dinamika geopolitik yang sebelumnya didominasi oleh Washington dan sekutu regionalnya. Narasi tentang superioritas militer dan diplomatik Amerika Serikat, Israel, dan blok Arab yang dipimpin Arab Saudi, kini harus direvisi secara fundamental. "Perang 12 hari" antara Israel dan Iran adalah manifestasi nyata dari kapasitas asimetris Iran . Serangan langsung Teheran ke wilayah Israel , meskipun sebagian besar berhasil dicegat, mengirimkan pesan strategis yang tak terbantahkan : Iran memiliki kemampuan proyektif dan kemauan untuk menggunakannya di luar medan pr...

Konflik Timur Tengah: Melampaui Tabir Sektarianisme dan Membaca Geopolitik Sesungguhnya

Gambar
Gejolak di Timur Tengah tak henti menyita perhatian dunia, dengan Suriah seringkali menjadi episentrum dari tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan. Namun, di balik narasi permukaan tentang konflik sektarian Sunni-Syiah, terhampar permadani rumit perebutan pengaruh geopolitik yang melibatkan kekuatan regional dan global. Artikel ini akan mengupas tuntas dinamika tersembunyi di balik konflik Suriah, mengungkap peran aktor-aktor utama, dan menyoroti konsekuensi fatal bagi rakyat sipil serta perjuangan Palestina yang terlupakan. Suriah: Arena Perang Proksi dan Komodifikasi Agama Banyak pihak melayangkan tudingan langsung kepada Iran atas apa yang terjadi di Suriah. Namun, pandangan ini cenderung menyederhanakan kompleksitas konflik. Realitas yang lebih akurat menunjukkan bahwa Suriah telah menjadi medan perang proksi antara dua kekuatan regional dominan: Arab Saudi dan Iran. Sayangnya, polarisasi ini kemudian secara licik dibelokkan menjadi narasi perang sektarian antara Sunni dan Syiah, ...

Dari Tenda yang Sobek, Kami Menjaga Palestina Tetap Hidup: Kisah Seorang Ibu dari Gaza

Gambar
Aku seorang ibu. Dan saat ini, aku tinggal di tenda pengungsian. Tak ada kasur empuk atau atap kokoh, hanya selembar terpal penuh tambalan, tempat aku mencoba menyembunyikan anak-anakku dari dunia yang terus menghancurkan kami. Tenda ini bukan rumah. Tapi di sinilah aku memasak, menenangkan tangis, menyusui harapan, dan menyimpan kisah-kisah yang tidak boleh hilang. Kisah seperti yang dulu Kakek ceritakan, dengan mata yang berkaca. Ia selalu bicara tentang Palestina—bukan sekadar tanah, tapi rumah bersama bagi Muslim, Kristen, dan Yahudi , tempat tiga keyakinan dan tiga budaya dulu hidup berdampingan dalam satu rasa kemanusiaan. Ia bilang, suara lonceng gereja dan azan pernah bersahutan, pasar-pasar penuh tawa, dan pintu-pintu rumah terbuka untuk siapa saja. Palestina, bagi Kakek, adalah taman yang dirawat oleh perbedaan. Tapi aku tak pernah sempat mencium harum damai itu. Sejak kecil, aku mengenal Zionisme bukan dari buku pelajaran, tapi dari kenyataan pahit: blokade di perbatasan, te...

Ibu Palestina: Nyanyian Gaza yang Tak Padam

Gambar
Saya sudah pernah menulis puisi “Ibu Palestina” yang diposting tanggal 11 Januari 2010 di blog ini. Silakan klik link berikut untuk membaca: Ibu Palestina. Maka puisi kali ini adalah lanjutannya, atau versi terbarunya. Selamat membaca! Sejak kecil, Kakekku bercerita Tentang Palestina, tanah impianku yang abadi. Ayahku mengenang pantai Gaza, riuhnya pasar, Wangi laut yang memeluk setiap sudut ingatan. Mereka bilang, di sini, damai pernah bersemayam, Muslim, Kristen, Yahudi, bernapas dalam satu irama. Tapi aku? Aku tak pernah mencicipi damai itu. Aku hanya kenal Gaza, benteng yang terkepung.   Kini, aku seorang ibu. Matahari membakar, Langit memerah. Asap membumbung, Aku bersandar di antara puing-puing Menantang lapar, menantang haus, Menengadah menantang matahari , Tanpa takut, tanpa cemas, Karena aku, ibu para mujahidin.   Setiap fajar, aku melihat reruntuhan. Bau mesiu, tangis yang tak putus. Namun, aku berbisik pada buah hati...

Perlawanan atau Zionis: Pilih dengan Tegas!

Gambar
Di tengah pusaran dinamika global yang kian kompleks, kita seringkali terperangkap dalam labirin perdebatan dan perbedaan yang tak berkesudahan. Sekat-sekat historis – baik itu afiliasi mazhab, ideologi politik, identitas kultural, atau bahkan preferensi pribadi – acap kali menjelma menjadi dinding tak kasat mata yang memisahkan, menguras vitalitas, dan mengaburkan esensi dari tantangan yang sebenarnya. Kita terpaku pada dialektika internal yang meruncing, sementara ancaman yang lebih fundamental justru bersemi subur di atas lahan perpecahan kita. Seorang pemikir dan jurnalis terkemuka dari Mesir, Fahmi Huwaidi , berkata: "Hari ini, sekat-sekat mazhab telah mencair, dan tidak tersisa bagi kita kecuali dua mazhab: Apakah engkau berada di Mazhab perlawanan, atau engkau di Mazhab Zionis. Dan itu sudah cukup." Sebagai informasi singkat, Fahmi Huwaidi (lahir 1937) adalah seorang penulis, pemikir, dan jurnalis Mesir terkemuka yang dikenal luas atas analisis tajamnya mengenai isu-is...

Komentar via Facebook

Tulisan Baru

Arsip

Tampilkan selengkapnya