Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Membongkar Narasi Sesat yang Menyasar Perlawanan Palestina

Gambar
Di tengah kehancuran Gaza yang porak-poranda oleh genosida Zionis, sebagian orang justru melancarkan tuduhan kejam terhadap mereka yang berdiri di garis depan perlawanan: Hamas disebut teroris, perampas bantuan, bahkan musuh umat. Anehnya, tuduhan ini justru datang dari sesama Muslim—bahkan mengaku "bertauhid" dan "bermanhaj salaf." Apakah benar Hamas adalah organisasi teroris? Apakah benar mereka merampas bantuan kemanusiaan? Ataukah ini bagian dari proyek membungkam perlawanan atas nama "ketaatan pada waliyyul amr"? Mari kita bedah tuduhan ini secara jujur, faktual, dan bermartabat. 🧨 1. Tuduhan Teroris: Narasi Siapa yang Kalian Sebarkan? Tuduhan bahwa Hamas adalah "teroris" berasal dari AS, Israel, dan sekutu mereka. Ini narasi khas penjajah: setiap yang melawan dianggap ancaman. 🔹 Faktanya: Hamas adalah gerakan perlawanan Palestina (Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah) yang lahir dari rahim penderitaan akibat penjajahan. Mereka me...

Kebugaran Ulama di Era Digital: Muruah, Adat, dan Pergeseran Perspektif

Gambar
  Di tengah keriuhan media sosial, citra seorang ulama tak lagi hanya terbatas pada mimbar atau layar kaca. Kini, dengan mudahnya akses informasi, setiap gerak-gerik, termasuk penampilan fisik, menjadi sorotan publik. Fenomena ini memunculkan perdebatan menarik seputar muruah (kehormatan diri), kebugaran jasmani, dan bagaimana adat istiadat acapkali bersitegang dengan syariat Islam dalam penilaian masyarakat. Kasus Ustadz Riza Muhammad yang kerap menjadi perbincangan karena menampilkan fisiknya yang bugar, dan kini semakin diperkuat dengan unggahan serta foto terbaru Ustadz Salim A. Fillah yang menunjukkan komitmennya pada olahraga, menjadi panggung sempurna untuk menelaah kompleksitas ini. Kebugaran: Amanah dan Kekuatan untuk Berkhidmah Islam, sebagai agama yang sempurna, secara fundamental mendorong umatnya untuk menjaga kesehatan dan kekuatan fisik. Sabda Nabi Muhammad SAW, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah," (HR. Muslim)...

Setelah Rapat Evaluasi Dosen: Menyusun RPS sebagai Ibadah Ilmu

Gambar
  Foto setelah selesai rapat evaluasi dosen—membahas sejauh mana kita membimbing mahasantri bukan hanya menjadi tahu, tapi menjadi utuh.  Setelah rapat saya langsung menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk mata kuliah Tafsir Ayat Ahkam (1). Rasanya bukan sekadar tugas akademik, tapi bagian dari ikhtiar membangun jalan tadabbur menuju kesadaran Qur’ani yang terukur. Materinya kami susun tidak hanya legal-formal, tapi juga spiritual-reflektif. Di antaranya: 1️⃣ Pendahuluan Tafsir Ayat Ahkam – mengenalkan arah dan etika menafsirkan teks hukum dalam Al-Qur’an. 2️⃣ Tafsir Surat al-Fatihah: Inti Wahyu dan Orientasi Hidup – menggali ayat-ayat pembuka sebagai fondasi pemahaman hukum berbasis rahmah dan petunjuk lurus. 3️⃣ Ayat tentang Kiblat – bukan cuma arah geografis, tapi juga arah hati dan loyalitas batin. 4️⃣ Ayat tentang Halal-Haram Makanan – mendidik etika konsumsi dan tanggung jawab sosial. 5️⃣ Ayat tentang Qishash – membahas keadilan yang mendidik, bukan sekadar me...

Krisis Wibawa Sang Pendidik: Ketika "Bukan Donatur Dilarang Ngatur" Bertemu Ruang Kelas

Gambar
Motto "bukan donatur dilarang ngatur", yang populer di kalangan Generasi Z, awalnya mungkin terdengar sebagai seruan untuk menghargai kontribusi nyata. Namun, ketika nilai ini bersinggungan dengan ranah pendidikan, khususnya hubungan antara siswa, orang tua, dan guru, ia memunculkan ironi dan bahkan tragedi. Fenomena merosotnya penghormatan terhadap guru, yang mencapai puncaknya dalam gelombang kriminalisasi pendidik, menjadi bukti nyata adanya pergeseran nilai dan ekspektasi yang perlu dianalisis secara kritis. Dahulu, guru adalah figur otoritas yang dihormati, sumber ilmu dan panutan moral. Nasihat mereka diterima sebagai kebenaran, dan disiplin yang mereka terapkan dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari proses mendidik. Namun, lanskap sosial kini berbeda. Era keterbukaan informasi dan individualisme telah membawa serta pandangan yang lebih kritis terhadap otoritas, termasuk guru. Generasi Z, dengan semangat kemandirian dan penolakan terhadap dominasi tanpa kontribusi...

MENDING HEARTS: Surat Ali Imran dan Seni Menyembuhkan Hati yang Patah (Bag. 1)

Gambar
  Kadang hidup menghantam keras, dan kamu cuma bisa terdiam. Cita-cita gagal. Harapan kandas. Orang yang kamu percaya justru yang paling menyakiti. Kamu merasa hancur—tak cuma sedih, tapi seperti diruntuhkan dari dalam. Kalau kamu pernah ada di titik itu, maka Surat Ali Imran adalah surat yang terasa seperti pelukan langit buat hati yang patah. Tapi anehnya, cara surat ini menyembuhkan bukan dengan kata-kata manis atau afirmasi penghibur yang kita sering dengar di dunia ini. Bukan kalimat-kalimat seperti “kamu kuat kok” atau “ini semua akan lewat.” Bukan. Ali Imran menyembuhkan dengan cara yang lebih dalam: ia memaksamu melihat “the bigger picture” , peta besar kehidupan yang sering luput dari pandangan karena kamu sedang terlalu sibuk meratap di pojokan luka. Awal yang Menguatkan: Fokus ke Inti Sejak awal, surat ini menyuruhmu berhenti tersesat dalam detail yang bikin bingung. "Di dalam Kitab ini ada ayat-ayat yang jelas, itulah pokok Kitab, dan ada pula yang samar. Orang...

Apakah Perang Iran-Israel Nyata atau Pura-pura? Membedah Perang Proksi dan Perebutan Pengaruh di Timur Tengah

Gambar
Timur Tengah , sebuah kawasan yang kaya sumber daya dan sarat sejarah, telah lama menjadi panggung bagi perebutan pengaruh geopolitik . Lebih dari sekadar konflik internal, banyak dinamika di wilayah ini dapat dipahami melalui lensa "perang proksi" , di mana kekuatan-kekuatan besar bersaing melalui perantara lokal. Sejarah modern kawasan ini, khususnya sejak paruh kedua abad ke-20, adalah cerminan kompleksitas aliansi yang berubah, kepentingan strategis, dan dampak tak terduga dari intervensi asing. Pertanyaan mendasar yang sering muncul, terutama belakangan ini, adalah: apakah konflik antara Iran dan Israel itu nyata atau hanya sandiwara? Untuk menjawabnya, kita perlu menelaah akar mula perang proksi di kawasan dan evolusinya. 1. Akar Perang Proksi: Dari Perang Dingin hingga Kebangkitan Iran Untuk memahami lanskap proksi saat ini, kita harus mundur jauh ke belakang, bahkan sebelum konflik yang mendefinisikan kawasan pasca-Perang Dingin. Pada era Perang Dingin (1960-an h...

Pengukuhan Dominasi Iran: Sebuah Angin Segar bagi Perlawanan Palestina?

Gambar
Dalam narasi yang saya bangun, gencatan senjata Israel-Iran pada Juni 2025 bukanlah sekadar akhir dari sebuah konflik, melainkan validasi atas hegemoni subversif Iran di Timur Tengah. Pertanyaan krusial muncul: apakah pengukuhan dominasi Iran ini, yang saya pandang sebagai kemenangan, membawa dampak positif bagi perjuangan Palestina yang telah lama tertindas? Dari perspektif tertentu, jawabannya bisa jadi "ya," meskipun dengan nuansa yang kompleks. 1. Peningkatan Daya Tawar Poros Perlawanan Dominasi Iran yang semakin nyata berarti poros perlawanan yang didukungnya, termasuk kelompok-kelompok seperti Hamas dan Jihad Islam Palestina, akan merasakan peningkatan daya tawar. Ketika Iran menunjukkan kemampuannya untuk menyerang langsung Israel dan memiliki program nuklir yang hampir mencapai ambang batas, hal ini secara tidak langsung memberikan legitimasi dan daya tgentar bagi sekutu-sekutu regionalnya. Dukungan Material dan Moral: Iran telah lama menjadi penyedia dukungan fin...

Iran: Hegemoni Subversif di Balik Gencatan Senjata yang Terselubung – Sebuah Analisis Geopolitik Terkini

Gambar
Pengumuman gencatan senjata total antara Israel dan Republik Islam Iran oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Juni 2025, bukanlah sekadar deklarasi damai biasa. Ini adalah epilog simbolis dari pergeseran tektonik kekuatan di Timur Tengah . Saya meyakini, ini menegaskan sebuah premis fundamental: Iran , melalui strategi hegemoni subversifnya , telah berhasil mengukuhkan posisi dominasinya di kawasan, mengubah dinamika geopolitik yang sebelumnya didominasi oleh Washington dan sekutu regionalnya. Narasi tentang superioritas militer dan diplomatik Amerika Serikat, Israel, dan blok Arab yang dipimpin Arab Saudi, kini harus direvisi secara fundamental. "Perang 12 hari" antara Israel dan Iran adalah manifestasi nyata dari kapasitas asimetris Iran . Serangan langsung Teheran ke wilayah Israel , meskipun sebagian besar berhasil dicegat, mengirimkan pesan strategis yang tak terbantahkan : Iran memiliki kemampuan proyektif dan kemauan untuk menggunakannya di luar medan pr...

Konflik Timur Tengah: Melampaui Tabir Sektarianisme dan Membaca Geopolitik Sesungguhnya

Gambar
Gejolak di Timur Tengah tak henti menyita perhatian dunia, dengan Suriah seringkali menjadi episentrum dari tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan. Namun, di balik narasi permukaan tentang konflik sektarian Sunni-Syiah, terhampar permadani rumit perebutan pengaruh geopolitik yang melibatkan kekuatan regional dan global. Artikel ini akan mengupas tuntas dinamika tersembunyi di balik konflik Suriah, mengungkap peran aktor-aktor utama, dan menyoroti konsekuensi fatal bagi rakyat sipil serta perjuangan Palestina yang terlupakan. Suriah: Arena Perang Proksi dan Komodifikasi Agama Banyak pihak melayangkan tudingan langsung kepada Iran atas apa yang terjadi di Suriah. Namun, pandangan ini cenderung menyederhanakan kompleksitas konflik. Realitas yang lebih akurat menunjukkan bahwa Suriah telah menjadi medan perang proksi antara dua kekuatan regional dominan: Arab Saudi dan Iran. Sayangnya, polarisasi ini kemudian secara licik dibelokkan menjadi narasi perang sektarian antara Sunni dan Syiah, ...

Komentar via Facebook

Tulisan Baru